
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat menjawab pertanyaan awak media usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi 1 DPR RI di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta, Kamis (15/6).
Jakarta, Metropol – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, saat ini Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah melaksanakan patroli udara dan laut untuk mencegah dan menutup akses pelarian ISIS dari Marawi Filipina Selatan ke wilayah Indonesia.
Lanjut dia, saat ini ISIS terdesak oleh pasukan Armed Forces of the Philippines (AFP).
“TNI serius dalam menyikapi perkembangan situasi di Marawi dan mengantisipasi kemungkinan masuknya teroris ISIS ke wilayah Indonesia. Awalnya AFP memperkirakan kekuatan teroris ISIS 50 sampai dengan 100 orang, ternyata lebih dari 600 orang, buktinya saja korban dari teroris sudah sekitar 134 orang,” ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat menjawab pertanyaan awak media usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi 1 DPR RI di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta, Kamis (15/6).
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga mengatakan bahwa, dari 16 tempat di wilayah Indonesia yang terdeteksi sel-sel ISIS harus segera diambil langkah komprehensif bersama seluruh komponen bangsa untuk mencegah pergerakan ISIS ke Indonesia.
“Di Indonesia ada sekitar 16 tempat yang terdeteksi sebagai sel-sel tidur ISIS. Mereka sudah ada dan membaur bersama kita, tidak bisa dibedakan, jika tidak segera ditutup pelarian ISIS ke Indonesia maka sangat berbahaya,” ungkapnya.
Kata dia, ada beberapa daerah yang sudah terdeteksi, namun kita (TNI) ingin bertindak pakai Undang-Undang apa? Karena Undang-Undang Terorisme yang baru belum ada.
Panglima TNI menambahkan bahwa, sesuai instruksi Presiden RI Joko Widodo, TNI telah mengambil langkah-langkah konkrit untuk mengantisipasi ancaman teroris ISIS.
“TNI sudah melakukan kegiatan-kegiatan mulai dari pulau-pulau yang paling dekat, pelarian ke Tarakan, Bitung lewat Marore, Miangas, Tahuna, Sangir Talaud dan Maluku Utara, semua kita tutup serta di tiap-tiap pulau tersebut diadakan penebalan (penambahan kekuatan pasukan TNI red),” jelasnya.
Panglima TNI menuturkan bahwa, sel-sel teroris yang selama ini tidur merupakan bahaya laten yang harus diwaspadai seluruh komponen masyarakat.
“Selama ini sel-sel teroris itu tidur, dengan adanya bom sudah terbukti ada ISIS, kita sepakat kan?, hanya menunggu kapan bangunnya, ini yang harus sama-sama kita garap dan antisipasi,” pungkas Panglima TNI.
(M. Daksan/Puspen TNI)