
Universitas Haluoleo bersama Korem 143/HO menggelar Talk Show yang bertemakan Peran TNI AD dalam menangkal Radikalisme di Sulawesi Tenggara, di Auditorium UHO, Jumat (11/8).
Kendari, Metropol – Universitas Haluoleo (UHO) sangat getol menangkal beredarnya paham radikalisme di Wilayah Sultra.
Untuk menangkal beredarnya paham itu, UHO melalui Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus Daerah UKM-Unit Kegiatan Kerohanian Islam UHO bersama Korem 143/HO menggelar Talk Show yang bertemakan Peran TNI AD dalam menangkal Radikalisme di Sulawesi Tenggara, di Auditorium UHO, Jumat (11/8).
Kepala Seksi Teritorial (Kasiter) Korem 143/HO Mayor Inf. Oo Sahrojat, S.Ag., M.Tr. (Han) mengatakan, radikalisme merupakan faham atau aliran yang ingin merubah suatu kondisi secara cepat dengan cara radikal.
“Seperti saat ini kelompok anti Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka tunggal Ika ingin merubah idiologi pancasila dengan cepat dengan cara yang radikal seperti aksi terorisme dengan kedok agama,” ujarnya.
Lanjut Kasiter Korem 143/HO, radikalisme tidak boleh dibiarkan hidup dan berkembang di Indonesia, oleh karenanya peran seluruh komponen bangsa dalam menangkal radikalisme adalah suatu tuntutan.
Kasiter Korem 143/HO juga mengatakan, peran TNI AD khususnya Kowil dalam menangkal radikalisme berdasarkan UU No 34 tahun 2004 tentang TNI melalui operasi militer selain perang, yakni mengatasi aksi terorisme serta memberdayakan wilhan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan Sishanrata yang dilakukan melalui pembinaan teritorial (binter) dengan menggunakan tiga metode binter bersinergi dengan intelijen.
“Artinya bahwa peran TNI AD dalam menangkal radikalisme tidak terlepas peran serta seluruh komponen masyarakat terutama kaum generasi muda mahasiswa dan pelajar,” jelasnya.
Menurut Kasiter, hal itu dimaksudkan agar potensi tumbuh radikalisme di Wilayah Sulawesi Tenggara dapat dengan cepat dideteksi dan dicegah sedini mungkin.
“Disamping itu dilaksanakan pula pembinaan ketahanan wilayah dan komunikasi sosial dengan seluruh komponen masyarakat Sultra,” pungkasnya.
Kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 300 mahasiswa muslim di Sulawesi Tenggara.
(M. Daksan)