
Lumajang, Metropol – Masih dalam rangka melanjutkan program Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) yang Mendukung Ketahanan Pangan (TMKP) 2015, Jum’at (16/1) yang lalu, Kodim 0821 bersama Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Lumajang, mengadakan acara gerakan Tanam Padi Bersama Rakyat dan TNI, di Desa Boreng Kecamatan Lumajang Kota.
Undangan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Lumajang, untuk melaksanakan tanam perdana padi dalam rangka program ketahanan pangan untuk mencapai swasembada pangan nasional di wilayah Kabupaten Lumajang yang berlokasi di areal persawahan Kelompok Tani Suko Tani yang terletak di Jalan Lintas Timur (JLT).
Kegiatan ini disambut oleh para Kelompok Tani, beberapa Gapoktan dan acara tersebut dihadiri juga oleh Danrem 083/Baladhika Jaya, Kolonel Arm Totok Imam S, S.IP, S.Sos, M.Tr.(Han), Badan Penyuluhan dan SDM, Kepala Diperta Kabupaten Lumajang Ir. Paiman.
Acara ini dilaksanakan dalam rangka program TNI untuk mendukung terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Nasional.
“Tugas pokok TNI AD. Selain perang, adalah memberdayakan masyarakat, sehingga dengan adanya program ini diharapkan bisa lebih kuat karena masyarakat sebagai pertahanan dan kekuatan pendukung,” terang Dandim 0821, Letnan Kolonel Inf Imam Purnomo Hadi, S.IP, kepada sejumlah media, saat itu.
Kedaulatan pangan akan memperkuat Ketahanan Nasional. Acara ini terlaksana atas kerjasama Diperta, TNI AD dengan tentu saja melibatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang dengan rakyat.
Lumajang yang pernah menjadi lumbung padi Jawa Timur. Mayoritas masyarakatnya menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Sistem bercocok tanam pola lama sudah mulai ditinggalkan. Karena dengan teknologi yang terbaru pengerjaan lahan lebih cepat dan efisien serta hemat biaya. Tentara itu bisa bertani bersama rakyat.
Pada kesempatan ini, Kodim 0821 Lumajang juga bekerjasama dengan Diperta Kabupaten Lumajang berupaya untuk mengembangkan tananaman Koro Pedang yang prospeknya sangat menjanjikan.
Kegiatan ini, nantinya akan disosialisasikan kepada masyarakat karena budidaya koro pedang bisa memberikan keuntungan kepada masyarakat yang menanam lantaran tingginya produktifitas dan harga per kilonya.
“Umur Koro Pedang 4 bulan sudah dapat dipanen. Setiap hektar tanaman koro pedang mampu menghasilkan sekitar 7 ton biji, lumayan buat usaha,” papar Dandim.
Drs. H. As’at Malik, M.Ag Wakil Bupati Lumajang melaporkan bahwa peralatan untuk menanam padi sudah siap. Tetapi untuk mengatasi kekurangan tukang tandur, Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Lumajang juga memberikan pelatihan kepada tukang tandur agar pada waktu menanam bisa menghasilkan dengan baik.
“Bahwa hasil pertanian di Kabupaten Lumajang menghasilkan tanam padi 1 ha menghasilkan 6 ton padi, dan seperti di Kecamatan Rowokangkung, para petani sudah memelihara burung hantu untuk memakan tikus, dimana 1 pasang burung hantu bisa untuk menyelematkan 25 ha sawah,” kata As’at Malik.
Di akhir acara Wakil Bupati Lumajang juga mengajak kepada semua hadirin dan siswa dari SMKN pertanian untuk menyerukan tekad untuk meningkatkan hasil pertanian di Kabupaten Lumajang, “Kami semua petani Lumajang bertekad swasembada pangan bersama para gapoktan meningkatkan hasil pertanian,” ujarnya.
Disisi lain, Danrem 083/BJ Kolonel Arm. Imam Totok S.IP, S.Sos, M,Ter (Han), menyampaikan bahwa hasil paparan menteri bahwa Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), yang dimiliki masih berjumlah 20 ribu.
“Padahal dengan lahan pertanian yang begitu luas ini kita masih membutuhkan kurang lebih 60 ribu tenaga PPL. Untuk itu diminta bantuan dari para Babinsa untuk membantu para petani. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Wakil Bupati Lumajang, bahwa kegiatan ini baru pertama kali dilakasanakan di Kabupaten Lumajang untuk wilayah Jawa Timur, dan mungkin ini dijadikan pilot projek bagi kabupaten lainnya,” ungkap Danrem.
Ada 3 pesan yang disampaikan oleh Danrem kepada Dandim 0821 Lumajang. Antara lain, yang pertama adalah agar mengawasi harga pupuk, kalau ada kendala cepat berkoordinasi, karena pupuk ini banyak malingnya.
“Yang kedua. Yaitu untuk pemakaian hand tracktor harus adil dan merata, jangan pilih kasih dan yang ketiga agar melaksanakan lomba tangkap tikus antar Danramil. Dan kita sudah bertekad, mulai dari TNI, Polri dan seluruh jajaran dari Diperta untuk meningkatkan swasembada pangan dalam waktu 3 tahun ini,” harap Danrem 083/BJ. (Atiek)