Jakarta. Metropol – Rusdi Kirana seorang bos perusahaan penerbangan besar di Indonesia yaitu Loin Air telah dilantik sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Senin, 19 Januari 2015. Pelantikan digelar di Istana Negara dan dihadiri beberapa pimpinan lembaga dan menteri Kabinet Kerja.
Ketika di Istana Kepresidenan kepada wartawan, Rusdi Kirana mengakui bahwa dirinya diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan ia juga berharap akan ditempatkan disektor ekonomi dan infrastruktur. “Saya belum mengetahui secara pasti disektor apa, namun berharap dapat di sektor ekonomi dan infrastruktur,” ungkapnya.
CEO Lion Air Group ini memiliki biografi yang sangat mendukung jika ditempatkan di sektor ekonomi dan infrastruktur, karena dalam waktu singkat, Rusdi Kirana mampu membawa Lion Air melesat. Hanya dalam kurun enam tahun, Lion memiliki 24 pesawat yang terdiri dari 19 MD80 dan lima pesawat DHC-8-301. Dari sisi jumlah penumpang, Lion meraih 600.000 orang lebih per bulan atau menguasai 40% dari seluruh segmen pasar. Pada 2004 Lion Air menempati posisi kedua, setelah Garuda Indonesia, dalam hal jumlah penumpang yang diangkut.
Rusdi memulai bisnis penerbangannya pada Oktober 1999. Dengan modal awal US$10 juta, Rusdi menggagas “revolusi” dalam dunia penerbangan dengan konsep berbiaya murah (low cost carrier). Gebrakannya itu membuat repot sesama perusahaan penerbangan.
Prestasi ini ternyata belum cukup bagi Rusdi. Ia masih terus mengembangkan sayap-sayap bisnis Lion Air dan berniat menjadi market leader dalam penerbangan domestik. Maka, ia pun terus mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari infrastruktur, rute penerbangan, hingga penambahan jumlah pesawatnya.
Untuk infrastruktur, Rusdi bekerja sama dengan pihak TNI AU dan PT Dirgantara Indonesia menyewa hanggar di Lapangan Udara Husein Sastranegara, Bandung, guna dijadikan Lion Maintenance Facility (LMF). Ia juga membeli simulator pesawat bekas dari Skandinavia Air untuk melatih para pilotnya. Selain itu, Lion Air juga melakukan kerja sama dengan TNI AU untuk menjadi pengelola Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Dengan demikian, kemungkinan besar base dari pesawat-pesawat Lion Air akan beralih ke Halim.
Untuk rute penerbangan, saat ini Lion Air telah mendarat di 36 kota besar di Indonesia. Di jalur internasional, Lion Air juga melayani penerbangan ke Singapura, Penang, Kuala Lumpur, Ho Chi Minh, dan Seoul. Mereka juga akan mengembangkan jalur ke Asia Tengah dan Asia Timur, seperti ke Hong Kong dan Tiongkok. (Yuyung P)