
Rombongan nelayan bersama pemerintahan Desa Puger Kulon saat mengarak “jolen” di jalan dan di naikan ke perahu untuk di larung.
Jember, Metropol – Masyarakat Desa Puger Kulon Kecamatan Puger Kabupaten Jember menggelar ritual adat Petik Laut, Kamis (5/10).
Kepala Desa Puger Kulon Nur Hasan mengatakan, Petik Laut adalah ritual tradisi sedekah bumi yang digelar setiap tahun oleh warga Desa Puger Kulon.
Kata dia, sebagaimana kebiasaan oleh masyarakat di pesisir pantai, ritual Petik Laut merupakan salah satu budaya tradisional yang dimiliki oleh masyarakat pesisir Indonesia.
“Hamua saja namanya berbeda-beda di setiap daerah,” katanya.
Lanjutnya, Petik Laut dilakukan adalah sebagai bentuk rasa syukur dari masyarakat nelayan atas berkah ikan yang didapat selama setahun kemarin.
“Setahun ini bukan menggunakan tahunan dalam kalender Masehi melainkan kalender Jawa. Maka Petik Laut selalu dilaksanakan di Bulan Suro dalam Kalender Jawa,” terangnya.
Dikatakannya, di Puger Kulon tradisi ini dilakukan dengan mengarak keliling beberapa Jolen hasil laut dan bumi seperti perahu kecil, ubo rampe dan 1 kepala sapi menuju Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
Sesampainya di TPI Jolen itu dinaikan ke perahu besar dan dibawa ke tengah laut untuk dilarung bersama sesajian yang lain disertai ucapan doa dari tetua nelayan.
Kata dia, saat pelepasan Jolen tersebut disambut meriah warga nelayan yang ikut melarung dengan mengawal perahu besar di belakangnya bersama perahu kecil penangkap ikan.
Dia menambahkan, ketika Jolen dilepas nelayan berebut mendapatkan berbagai ubo rampe karena menurut kepercayaan nelayan, barang siapa yang mendapatkan sesajian tersebut di tahun yang akan berjalan mendapat berkah laut dan ikan yang melimpah.
(Umar)