
Mobilisasi Ecavator (Foto: Dok. MP Sultra)
Kendari, Metropol – Tumpang tindih (overlap) penyusunan SID (Survey Investigation Design) atau yang dikenal desain awal menjadi menyebab penghambat percetakan sawah baru di Sultra.
Pasalnya, masih ada lokasi cetak sawah yang SID (survey Investigation Design) tumpang tindih dan belum clear, diantaranya di Kabupaten Muna Barat dan Kolaka Utara serta di kabupaten-kabupaten yang lainnya.
“Terpaksa dihentikan karena SID nya. Setelah dicek ada yang bermasalah,” ujar Kolonel CZI Dedy Rusdianto, Kepala Pelaksana Lapangan Percetakan Sawah Provinsi Sultra saat ditemui Metropol, Selasa (12/4) di Posko Percetakan Sawah Sultra.
Dedy mengatakan untuk menyelesaikan masalah tersebut, pihaknya dibantu Korem 143/HO dan jajarannya untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat agar persoalan tersebut cepat diselesaikan sehingga proyek percetakan sawah baru di daerah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
“Kami hanya akan menggarap lahan yang SID nya sudah clear dan tidak ada sengketa sama sekali,” ujarnya.
Dikatakannya pula, selain masalah SID yang belum clear, masalah alam juga mempengaruhi progres percetakan sawah. Namun kata dia berkat kerja yang ekstra masalah-masalah alam tersebut dapat diatasinya. “Misalnya banjir solusinya membuat saluran pembuangan air dengan mengalihkannya ke bagian area yang tidak tergenang air. Lokasi cetak sawah berada di sebarang sungai besar sehingga menyulitkan penyeberangan alat berat solusinya menggunakan ponton improvisasi dengan dua perahu dialasi papan lantai,” katanya lagi.
Kata dia, begitupula lokasi cetak sawah yang berada di balik gunung jalan keluarnya dengan menggunakan alat rolling/traping sampai ± 40 km ataupun lokasi cetak sawah rawa dalam sehingga jalan keluarnya terpaksa mendatangkan excavator ponton dari Kalimantan.
“Lokasi cetak sawahnya yang terpencar-pencar dan tersebar di beberapa tempat. Sehingga kami upayakan dengan menyiapkan tronton untuk memudahkan perpindahan alat berat,” pungkasnya.
(M. Daksan)