
Dandenpom VII/5 Kendari Letkol CPM Rus’an, SH., MM saat memimpin Operasi Gaktib.
Kendari, Metropol – Komandan Detasemen Polisi Militer (Dandenpom) VII/5 Kendari Letkol CPM Rus’an, SH., MM. mengatakan, disiplin adalah napas prajurit sehingga penegakkan disiplin dan kode etik keprajuritan adalah hal prinsip dalam pembentukan karakter prajurit.
“Oleh karena itu, operasi Gaktib disamping untuk menegakkan disiplin dan kepatuhan prajurit juga sebagai salah satu cara untuk membentuk secara maksimal sikap dan perilaku prajurit TNI,” ujar Rus’an, kepada Metropol usai melaksanakan operasi Gaktib di Makorem 143/HO, Jumat (3/3).
Orang nomor satu di jajaran Denpom VII/5 Kendari itu juga mengatakan, operasi yang digelarnya bertujuan menciptakan satu kepatuhan hukum, disiplin dan tata tertib di TNI, khususnya di Wilayah Korem 143/Halu Oleo.
“Kegiatan ini adalah untuk mendukung kebijakan Danrem 143/HO dalam membudayakan disiplin berlalu lintas dan menekan angka pelanggaran dan kecelakaan lalin di wilayah Korem 143/Ho karena disiplin berlalu lintas adalah cerminan kepribadian dari seorang Militer,” katanya lagi.
Perwira menengah dua melati itu memaparkan secara teknis operasi yang digelarnya akan dilakukan pada saat jam dinas maupun diluar jam dinas dengan waktu dan tempat yang bersifat rahasia.
“Ini dimaksudkan untuk memaksimalkan hasil operasi,” katanya.
Disebutkan olehnya jika operasi yang digelarnya merupakan petunjuk dari komando atas untuk menyelenggarakan operasi gaktib dan yustisi secara tegas dan berwibawa.
” Ini sesuai dengan tema operasi yakni Melalui Operasi Gaktib dan Yustisi TA. 2017, Polisi Militer TNI Bertekad Meningkatkan Disiplin, Loyalitas, Moralitas dan Kepatuhan Hukum Guna Mewujudkan TNI Yang Kuat, Hebat, Profesional dan Dicintai Rakyat,” imbuhnya.
Rus’an berharap dengan operasi gaktib yang digelarnya dapat meningkatkan disiplin dan tata tertib serta kepatuhan hukum Prajurit TNI maupun PNS TNI dan dapat menjadi teladan serta pelopor keselamatan berlalulintas. “Nantinya Prajurit maupun PNS TNI dapat menjadi panutan bagi masyarakat sekelilingnya,” harapnya.
Menurutnya, tergerusnya nilai budaya luhur masyarakat Indonesia dewasa ini dapat berdampak negatif baik secara langsung atau tidak langsung pada kepribadian prajurit sehingga mempengaruhi nilai-nilai loyalitas, moralitas dan integritas prajurit.
“Begitupula dampak globalisasi juga dapat menjadi parasit bagi upaya membangun TNI yang profesional, solid, militan dan dicintai rakyat. Upaya membangun TNI pada hakekatnya harus berorientasi kepada nilai sikap dan kode etik, sebagaimana yang terdapat di dalam Sapta Marga dan Sumpah Prajurit,” jelas Rus’an.
Dia menambahkan Operasi Gaktib ini dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia dengan maksud menekan dan mencegah terjadinya pelanggaran serta perbuatan melawan hukum dari anggota TNI.
“Dengan operasi tersebut diharapkan akan terwujud prajurit TNI yang memiliki jiwa patriot sejati, profesional, dan dicintai rakyat guna mendukung pencapaian tugas pokok,” pungkasnya.
(M. Daksan)