
Danrem 143/HO Kolonel Inf. Immanuel Ginting, SE dalam keterangan persnya kepada awak media usai memberikan Sosialisasi Prespektif Ancaman Bangsa Indonesia di Makodim 1417/Kendari.
Kendari, Metropol – Komandan Korem 143/HO Kolonel Inf. Immanuel Ginting, SE mengatakan, tantangan bangsa Indonesia dewasa ini semakin dinamis dan kompleks dan salah satunya adalah intoleransi.
“Toleransi adalah salah satu fondasi dasar bagi tegak dan eksisnya bangsa dan negara tercinta ini,” tegas Kolonel Ginting dihadapan para wartawan, pekan lalu, usai memberikan Sosialisasi Prespektif Ancaman Bangsa Indonesia pekan lalu di Makodim 1417/Kendari.
Lanjut Kolonel Ginting, semangat dan perilaku toleran terhadap perbedaan merupakan jaminan terwujudnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Tidak akan ada kedamaian, keamanan dan kebhinekaan jika toleransi tidak diimplemantasikan dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Mantan Asintel Kasdam XVII/Cendrawasih tersebut.
Menurut Kolonel Ginting, situasi dan kondisi Wilayah Sulawesi Tenggara yang kondusif merupakan bukti jika semangat dan perilaku toleransi antar warga di daerah ini telah berjalan dengan baik.
“Jangan pernah terpengaruh dengan kerunyaman yang terjadi di daerah lain. Marilah kita terus menjaga agar daerah kita (Sultra red) tetap aman dan kondusif bagi siapapun,” harap ayah dari tiga anak ini.
Ditambahkannya, dalam upaya meningkatkan kondusifitas dan menjaga kebhinekaan di bumi anoa, pihaknya selaku pimpinan tertinggi TNI di Sultra telah berkomitmen untuk mengoptimalkan fungsi dan peran Tripilar (Babinsa, Bhabinkamtibmas dan Kepala Desa/Lurah red) sebagai garda terdepan dalam memberikan pembinaan masyarakat di desa untuk menjaga keutuhan NKRI.
“Saya dan Kapolda Sultra menjelaskan bagaimana peran tiga pilar dalam menjaga keutuhan NKRI. Ketiganya kami bekali untuk selalu melakukan sosialisasi prespektif ancaman bangsa kepada seluruh masyarakat desa,” jelasnya.
Kata dia, sosialisasi tersebut terus dilakukan oleh pihaknya di seluruh Kabupaten/Kota di Wilayah Sulawesi Tenggara. “Kami terus melakukan sosialisasi kepada tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, mahasiswa supaya mereka tau siapa musuh kita yang sebenarnya,” pungkasnya.
(M. Daksan)