Kapenrem Kendari

Oleh : Mayor Inf. Azwar Dinata, SH. (Kepala Penerangan Korem 143/Halu Oleo).

Pada tanggal 5 Oktober 2017 nanti, genap sudah TNI berusia 72 Tahun, banyak catatan sejarah yang mengukir kiprah TNI dalam mengawal  republik ini.

Sejarah Tentara Nasional Indonesia (TNI) dibentuk melalui perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dari ancaman Belanda yang ingin kembali berkuasa menjajah Indonesia melalui kekerasan senjata.

TNI pada awalnya merupakan organisasi yang bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR). Kemudian pada tanggal 5 Oktober 1945 menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan selanjutnya diubah kembali menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).

Pada masa mempertahankan kemerdekaan ini, banyak rakyat Indonesia membentuk laskar-laskar perjuangan sendiri atau badan perjuangan rakyat. Usaha pemerintah Indonesia untuk menyempurnakan tentara kebangsaan terus berjalan, sambil bertempur dan berjuang untuk menegakkan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa.

Untuk mempersatukan dua kekuatan bersenjata yaitu TRI sebagai tentara regular dan badan-badan perjuangan rakyat, maka pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI) secara resmi.

Setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) pada bulan Desember 1949, Indonesia berubah menjadi negara federasi dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS). Sejalan dengan itu maka dibentuk pula Angkatan Perang RIS (APRIS) yang merupakan gabungan antara TNI dan KNIL. Pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS dibubarkan dan Indonesia kembali menjadi negera kesatuan, sehingga APRIS berganti nama menjadi Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI).

Baca Juga:  Upacara Tujuhbelasan di Museum PETA Blitar, Dandim 0808 Bacakan Amanat Panglima TNI

Pada tahun 1962, dilakukan upaya penyatuan antara angkatan perang dengan kepolisian negara menjadi sebuah organisasi yang bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Penyatuan satu komando ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai tingkat efektifitas dan efisiensi dalam melaksanakan perannya dan menjauhkan pengaruh dari kelompok politik tertentu.

Pada tahun 1998 terjadi perubahan situasi politik di Indonesia. Perubahan tersebut berpengaruh juga terhadap keberadaan ABRI, sehingga pada tanggal 1 April 1999 TNI dan Polri secara resmi dipisah menjadi institusi yang berdiri sendiri. Sebutan ABRI sebagai tentara dikembalikan menjadi TNI, sehingga Panglima ABRI menjadi Panglima TNI.

Sejak Orde Baru tumbang, 1998, TNI pun bermetamerfosa berupaya melakukan reformasi. Sudah 19 tahun sejak beralihnya masa pemerintahan Jenderal Soeharto ke pemerintahan reformasi ,  TNI banyak melakukan reformasi internal di tubuh TNI. Pasca reformasi merupakan masa yang panjang untuk menata institusi TNI yang lebih profesional menjaga kedaulatan Negara Kesatuan RI.

TNI dilahirkan dari “rahim” rakyat Indonesia. Karena itu, TNI jangan sampai menyakiti hati rakyat.  Panglima Besar Jenderal Soedirman pernah menyatakan bahwa, “ Hubungan TNI dan rakyat adalah ibarat ikan dan air, Ikan tidak akan hidup tanpa air. Rakyatlah yang mengandung, merawat, dan membesarkan TNI,”

Baca Juga:  Bakamla RI Bantu Angkut Ratusan Warga dan Logistik Pulau Enggano ke Bengkulu

Kata-kata tersebut mengandung makna bahwa kekuatan TNI ada di tangan rakyat, oleh sebab itu maka TNI harus menegaskan jati diri sebagai tentara rakyat. Sebagai tentara rakyat, TNI tentunya tidak boleh melupakan rakyat, TNI tidak boleh menyakiti hati rakyat, TNI tidak boleh berjarak dengan rakyat  dan TNI  harus selalu bersama-sama rakyat, hanya dengan bersama-sama rakyat, TNI akan kuat dalam menjalankan tugas pengabdian pada bangsa dan negara.

“Hanya bersama-sama rakyat, TNI menjadi kekuatan militer yang hebat, kekuatan militer yang disegani serta kekuatan militer yang akan diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain di dunia,”.

Oleh karena itu pemilihan tema yang digusung TNI dalam memperingati HUT TNI Ke-72 tahun 2017 merupakan pemilihan tema yang sangat tepat.

“Bersama rakyat TNI, Kuat, Hebat, Profesional, siap mewujudkan indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian”.

Tema ini merupakan refleksi niat, tekad dan semangat patriotik dan profesionalisme prajurit TNI untuk berbuat dan berkarya yang lebih baik, lebih berkualitas dan lebih berkapasitas dalam bingkai NKRI. Bagi TNI sikap patriot sejati dan  profesional  dan dicintai rakyat merupakan  kunci kekuatan TNI dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh negara. (***)

KOMENTAR
Share berita ini :