IMG-20241001-WA0009
Reporter : Deni Maita | Editor : Widi Dwiyanto

JAKARTA, NEWSMETROPOL.id – Yudha Arfandi terdakwa kasus kematiaan Dante di kolam renang Pondok kelapa Duren Sawit. Sedang dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur.

Budi Ahkmad Ayah Yudha Afandi ungkapkan curahan hatinya kepada beberapa awak media, Selasa (01/10/2024). Diawali dengan ucapan turut berduka cita atas meninggalnya ananda Dante.

Budi mengatakan kepada seluruh keluarga, supaya diam seribu bahasa. Adapun alasan Budi Akhmad diam karena tidak mau mendahului Tuhan dan majelis hakim yang lagi memeriksa perkara anaknya. Sekaligus menunggu fakta fakta hukum.

“Kenapa saya diam, selama ini saya diam saja, dihujat, dikatain ini, keluarga saya pun dianggap orang gila dan kenapa saya diam? Ini saya mau mengatakan saya diam pertama karena saya tidak akan mau mendahului Tuhan dan majelis hakim,” ungkapnya.

Budi beralasan dirinya tidak mau mendahului, dirinya mau fakta-faktanya terbuka dulu, setelah itu bagaimana tuntutannya dan bagaimana putusannya.

“Jadi selama ini saya diam karena saya tidak mau mendahului yang Kuasa dan Majelis Hakim yang sedang Mengadili perkara anak saya,” katanya..

Terkait dengan nama keluarganya yang di cap arogan, Budi Akhmad juga menyampaikan bahwa itu tidak ada.

Baca Juga:  Kapolda Banten Hadiri Press Release Ungkap Kasus Clandestine Lab Narkotika di Wilayah Hukum Polda Banten

“Jadi gini, arogan itu kita harus lihat siapa yang mengatakan? Apa yang dimaksud arogan? Terhadap siapa kita arogan? Tetapi saya kira tidak ada itu arogan,” ungkap Budi.

Masih kata Budi lagi, “Saya tidak arogan, saya langsung memerintahkan kepada keluarga saya untuk tidak menyerang keluarga Tamara. Gak ada itu, wong saya diam kok dibilang arogan,” paparnya.

“Malahan ada kejadian di pengadilan, setelah sidang ahli forensik, itu Tamara tidak ada, Angger Dimas tidak datang, sebagian JPU tidak hadir. Kalau sidang saksi menguntungkan JPU hadir lengkap, tetapi ketika tidak menguntungkan JPU yang hadir cuma dua, tiga. Dan tidak memberikan pernyataan atau memberikan pertanyaan kadang-kadang,” beber Budi Akhmad.

“Yang arogan itu justru, ketika sidang ahli forensik selesai, itu tim PH saya di wawancara. Anak saya berdiri disampingnya ikut ditanya. Nah saya melihat Angger Dimas itu datang bersama orang tuanya, langsung menuju ke depan. Di depan tiba-tiba Angger Dimas turun dari mobil sambil tepuk tangan sambil berucap hebat ya, hebat ya, anak saya mati loh itu kata Angger Dimas,” ungkap Budi.

Baca Juga:  Istri Rudi dan Reski Korban Penganiayaan Meminta Keadilan Hukum ke Polsek Panakkukang

Tetapi itu tidak ada di berita, yang diberitakan tentang anak saya begini, begini gak ada itu. Dan pada saat itu ingat Angger Dimas tidak berada dalam ruang sidang, dia datang setelah sidang selesai,” pungkasnya.

“Dia datang dengan kamera seperti orang syuting film, seperti orang bikin sinetron, dia turun langsung di syuting. Sampai-sampai ketika itu, kakak saya mengingatkan kepada orang tua Angger Dimas mengatakan, pak sudahlah pak, kita sudah tua-tua, gak usah ribut. Eh kakak saya dibilang sama orang tuanya Angger Dimas. Monyong lu. Coba etikanya sebagai orang tua gimana,” lanjutnya.

“Entah apa maksudnya, turun dari mobil, parkir mobil di depan, jalan ke belakang maksudnya apa gitu loh, kan mencari keributan. Tapi saya sekali lagi menahan, menahan kepada seluruh pihak keluarga saya jangan terpancing, jangan terpancing. Tidak ada kontak fisik itu seperti yang diucapkan Angger Dimas itu. Tidak ada itu, bohong, jangan gitu lah,” ujarnya.

“Kasihlah masyarakat itu dengan berita-berita yang adem, kita menunggu fakta hukum. Saya diam karena saya tidak akan mendahului Tuhan,” tutup Budi Akhmad.

KOMENTAR
Share berita ini :