Direktur Pencegahan Deputi II BNPT, Brigjen Pol. Ir. Hamli, ME didampingi Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo dalam keterangan persnya kepada sejumlah wartawan di Convertion Hall News Sari Utama, Kaliwates Jember, Kamis (6/7). Foto: Istmw.
Jember, Metropol – Kepolisian Resort Jember bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyelenggarakan acara sosialisasi ancaman terorisme dan pencegahannya di di Convertion Hall News Sari Utama, Kaliwates Jember, Kamis (6/7).
Sosialisasi yang diikuti oleh berbagai instansi, ormas, organisasi keagamaan, organisasi kemahasiswaan, pondok pesantren, tokoh agama, tokoh masyarakat dan akademisi di Jember itu menghadirkan nara sumber Direktur Pencegahan Deputi II BNPT, Brigjen Pol. Ir. Hamli, ME dengan Moderator Ketua MUI Kabupaten Jember Prof. Dr. KH. Halim Subahar.
Pada kesempatan itu juga dilaksanakan penanda tanganan kesepakatan menolak Radikalisme dan Terorisme oleh unsur Forpimda Jember dan deklarasi/pembacaan pernyataan sikap menolak radikalisme dan terorisme oleh seluruh komponen masyarakat Jember.
Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo mengatakan, penanggulangan teroris hendaknya dilakukan secara komprehensif. Kata dia, penanggulangan terorisme tidakĀ hanya dilakukan dengan cara hard approach (kekerasan) namun juga perlu dilakukan soft approach (pendekatan dengan cara halus).
āMaka dari itu harus membentengi lingkungan kita baik di ponpes, kampus-kampus yang ada di Kabupaten Jember agar tidak ikut dalam aliran teroris,ā ujarnya.
Menurutnya, perlu adanya tindakan mengkonsolidasikan kepentingan segenap elemen untuk mendorong langkah-langkah pencegahan dan memperluas pengetahuan masyarakat mengenai ancaman terorisme di Kabupaten Jember.
Sementara itu, Direktur Pencegahan Deputi II BNPT Brigjen Pol Ir. Hamli, ME mengatakan bahwa semua kelompok mempunyai potensi yang sama melakukan aksi- aksi terorisme.
Kata dia, penanggulangan dan pencegahan terorisme dapat dilakukan dengan pendekatan lunak yakni melakukan peningkatan kewaspadaan dan daya tangkal melalui literasi media (Kontra Radikalisme) ataupun deradikalisasi melalui pembinaan narapidana atau mantan teroris baik keluarga dan jaringannya.
Selain itu kata dia, memperkuat koordinasi lintas sektoral, partisipasi publik dan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat.
“Untuk itu mari kita agar sama- sama menjaga agar mereka tidak melompat pagar menjadi bagian dalam aksi teroris,ā pungkasnya
(Andik)