Presiden RI Soekarno dan Presiden Turki Adnan Menderes.
Istanbul, NewsMetropol – Kemerdekaan Indonesia dari penjajahan ternyata bukan hanya berkesan bagi rakyat Indonesia. Indonesia yang telah merdeka juga membekas pada bangsa lain. Salah satunya adalah bagi rakyat Turki.
Omer Faruk Kose, warga Turki di provinsi Ankara, mengenal Indonesia yang telah merdeka dari kunjungan presiden Soekarno ke Turki. Dia punya kesan tersendiri terhadap salah satu bapak pendiri Republik Indonesia itu.
Pada tahun 1959 dia menyaksikan kunjungan presiden pertama Indonesia itu ke Turki, di era pemerintahan Perdana Menteri Adnan Menderes.
Kose menjadi saksi mata bersama masyarakat Turki lainnya saat Soekarno tiba di Ankara, ibu kota Turki.
āSukarno dari mobil terbuka memberikan salam kepada masyarakat yang menyambutnya di jalanan, saya memberikan tempuk tangan kepada mereka (Sukarno dan Menderes),ā ujar Kose seperti dikutip Anadolu, Selasa (18/8).
āBagi saya yang saat itu berusia 13 tahun, momen itu bagaikan perayaan hari raya. Saya memiliki kenangan seperti itu pada masa kecil saya.ā
Usai mendapatkan kabar bahwa Sukarno akan datang ke Ankara, Kose tak ragu memutuskan untuk menyambut kedatangannya di jalan dekat rumahnya yang menghubungkan pusat kota dengan Bandara Ankara.
āKedatangan presiden Indonesia ke Turki saat itu membuat kegembiraan tersendiri bagi kami. Pada saat itu saya tinggal di Ankara tak jauh dari bandara. Saat sukarno tiba kami ingin ikut menyambutnya,ā sebut Kose.
Kose menuturkan PM Turki Menderes pada masa itu berusaha membangun hubungan baik dengan dunia Islam.
āTurki ingin mengubah haluan politik luar negeri karena pada zaman Perdana Menteri Ismet Inonu, Turki seolah menjadi negara bagian AS. Menderes berusaha mengubah arah itu ke geografi Islam. Dia juga mengundang pemimpin-pemimpin Islam ke Turki.ā
Dia menuturkan bahwa pada masa itu dirinya dan masyarakat Turki lainnya ingin menyambut presiden dari saudara-saudara Muslimnya.
āMasyarakat juga menunggu kedatangan Sukarno kurang lebih tiga jam dan mereka ingin melihat Presiden Indonesia. Bendera Indonesia dan Turki juga dipasang di jalan-jalan. Saya juga ingat foto Menderes dan Sukarno dipajang sebelah-sebelahan,” kata Kose yang sudah lima kali mengunjungi Indonesia ini.
Habibie – Erbakan
Selain Sukarno, masyarakat Turki juga mengenal sosok dan jasa Presiden RI ke-3 Habibie.
Menurut warga Istanbul Ali Cetin, rakyat Turki memiliki rasa simpati khsusus terhadap Habibie.
āKami melihatnya sebagai pelopor dan pemimpin Muslim yang sukses,ā ujar Cetin yang juga menuturkan Habibie berperan besar dalam pendirian Kelompok D-8 Negara Berkembang bersama kawannya dari Turki, Erbakan.
Cetin bercerita bahwa Habibie memiliki hubungan persahabatan yang dekat dengan mantan perdana menteri Turki Necemettin Erbakan sejak mereka kuliah satu kampus di Jerman.
Dia juga mengungkapkan hubungan Indonesia-Turki dimulai sejak abad ke-12, di mana ulama Islam dari Turki datang ke Nusantara untuk menyebarkan agama mereka.
āLalu pada era Sultan Salim, Ottoman mengirim pasukannya ke Aceh untuk membantu para Muslim melawan penjajah Portugis.ā
Hubungan diplomasi kedua negara dimulai pada tahun 1950 era [PM Turki] Adnan Menderes, tukas Cetin.
Mengutip thesis Ismail Ayhan dari Universitas Dicle, Presiden Indonesia Soekarno tiba di Ankara pada Jumat tanggal 24 April 1959 dengan rombongan besar.
Presiden Indonesia Soekarno selama di Ankara menerima utusan negara asing dan sebuah parade militer diadakan di hipodrom kota pada Sabtu 25 April untuk menyambut Sukarno.
Usai upacara penyambutan itu, Pemerintah Kota Ankara menganugerahkan Kewarganegaraan Kehormatan kepada Presiden Indonesia itu.
Kemudian, Sukarno pergi meninggalkan Ankara ke Istanbul dengan menggunakan kereta api. Setelah disambut dengan upacara militer di Istanbul, Sukarno mengunjungi Istana Topkapi, masjid Hagia Sophia, Sultan Ahmet dan Suleymaniye.
Pada 27 April 1959, Presiden Indonesia dianugerahi gelar kehormatan Doktor Hukum di Fakultas Hukum, Universitas Istanbul.
(Red/AA)