Reporter : Pujo S | Editor : Widi Dwiyanto
SEMARANG, NEWSMETROPOL.id –
Pada moment Konsolidasi Nasional Petani Milenial tertanggal 01 sampai 03 November 2024 di Semarang, seluruh organisasi kepemudaan menyepakati komitmen bersama, isi dari nota kesepahaman “Piagam Semarang” tersebut kurang lebih sebagai berikut ;
Seluruh organisasi kepemudaan yang hadir pada hari ini, mendukung penuh arahan bapak Presiden Republik Indonesia untuk berperan aktif mewujudkan swasembada pangan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Bekerjasama untuk peningkatan regenerasi petani muda Indonesia melalui sinergi dan akselerasi program kementerian pertanian untuk mewujudkan Indonesia emas 2045. Organisasi kepemudahan ini nantinya akan berperan aktif dalam pembentukan brigade pangan Indonesia.
Dari penandatanganan ini, harapannya agar tercipta komitmen dan sinergitas pemuda Indonesia terkait keberlangsungan pertanian di Indonesia, sehingga dapat menjaga ketahanan pangan indonesia kedepannya. Inisiatif ini berasal dari Duta Petani Andalan dan Duta Petani Milenial Indonesia.
Penandatanganan tersebut disaksikan langsung oleh Wakil Menteri Pertanian Sudaryono. Wamentan juga membuka sesi tanya jawab dengan seluruh peserta kegiatan yang berjumlah 400 pemuda yang berkecimpung dibidang pertanian.
Dalam sesi tanya jawab salah satu peserta dari Pekalongan yaitu Handono Warih menanyakan tentang dampak kontak zat kimia dengan manusia dalam pengaplikasian pestisida sintesis dan berharap pemerintah bersedia membagikan drone penyemprotan untuk meminimalisir dampak tersebut. Selain itu drone sprayer juga merupakan bentuk mekanisasi pertanian untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja petani.
Sudaryono pun segera menanggapi usulan Petani Milenial tersebut, ia menyoroti saat ini masyarakat kita sudah banyak terpapar residu pestisida pada bahan pangan yang berasal dari pertanian.
“Dulu orang tua kami petani, yang mana selalu mengonsumsi hasil panen dari lahan kami. Sekarang Melon yang kami panen juga enggan kami memakannya, karena kami melihat sendiri proses penanaman dan perawatannya yang sering sekali menggunakan pestisida,” ungkap Bang Dar sapaan akrab Kakak Pembina Petani Milenial itu.
Lebih jauh Bang Dar menekankan perlu meningkatkan kinerja zat kimia alami yang baik untuk alam dan manusia yang sering disebut Pupuk Organik Cair dan Pestisida Nabati.
“Produk buatan petani milenial harus kita bina sebaik-baiknya, terstandarisasi dan berizin lengkap. Pemerintah harus mendukung penuh karya Petani Milenial,” ujarnya.
Pada sesi wawancara dengan insan Pers Bang Dar juga menyoroti terkait birokrasi yang dinilai para peserta kegiatan masih sering menjadi hambatan dalam percepatan pertumbuhan karya Petani Milenial.
“Birokrasi atau aturan itu kan kita yang buat, bilamana aturan itu justru mempersulit diri kita sendiri mestinya harus kita pangkas. Tidak mungkin kita menjegal kaki kita sendiri ibaratnya,” tegasnya.
Kementerian Pertanian juga tengah mempersiapkan Task Force atau tim reaksi cepat penanganan problem pertanian guna “mengurai benang kusut” yang selama ini dirasakan oleh petani.
Dari hasil menarik informasi di forum diskusi tersebut Kementan banyak mendapat informasi dan masukan terkait langkah apa yang harus dikerjakan selanjutnya untuk percepatan pembangunan pertanian di Indonesia.