
Jakarta, Metropol – Pasca teror bom Jalan MH Thamrin pada Kamis 14 Januari 2016 pekan lalu, salah seorang warga Jakarta yang berkantor di gedung Sarinah yang bernama Syamsul Zakaria, SH, MH yang akrap disapa Syamzak turut angka bicara. Hal ini diutarakan, karena kata dia, adanya aksi pemboman teroris waktu itu, Syamzak tidak dapat menjalankan aktivitasnya.
“Untung saja, pada saat kejadian saya belum masuk kantor, dan tiba-tiba ada urusan diluar dengan teman-teman. Biasanya setelah urusan kantor selesai, saya mampir di startbuck minum kopi bersama dengan klien, Alhamdulillah mungkin Tuhan Yang Maha Kuasa masih melindungi,” tuturnya dengan mimik berkelakar ke Metropol ketika ditemui di Phoenam Café, Selasa (19/1) tak jauh dari lokasi kejadian pemboman.
Setelah kejadian pengeboman, barulah Syamsul Zakaria mendekat ke Sarinah dan melihat kantor dimana ia beraktivitas didapati kosong. Kosong karena pada saat kejadian orang-orang kantor pada lari kocar-kacir menyelamatkan diri mencari tempat yang dianggap aman baginya.
Melihat kondisi yang kacau, ia pun amat menggerutu dan kesal terhadap aksi teroris itu, bahkan mengutuk tindakan teroris sebagai tindakan anarkis yang harus ditindak tegas atas perlakuannya terhadap bangsa dan negara Republik Indonesia.
Dan menghimbau, atas kejadian ini pemerintah harus memahami dan mengkaji lebih dalam serta berfikir secara global, dimana telah diketahui bahwa dalam merebut kemerdekaan negara Republik Indonesia ini, rakyat telah berdarah-darah mengorbankan jiwa dan raga mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara.
Sementara, teroris datang untuk menginjak-injak martabat dan kedaulatan bangsa, dan mengganggu stabilitas keamanan nasional. Maka, sepatutnya teroris diperangi dan dimusnahkan secara bersama-sama dari muka bumi Indonesia.
Syamsul Zakaria juga menghimbau, agar pendataan warga kembali ke RT dan RW. Alasannya, agar mudah warga yang tinggal dalam wilayahnya mudah dideteksi bila ada yang mncurigakan, dan dapat diciptakan sebagai alat kontrol atau pengawasan terhadap warga yang berada disetiap wilayahnya, guna menciptakan stabilitas keamanan di masing-msing wilayah.
Jadi, untuk memerangi para teroris, harus diberdayakan semua komponen masyarakat maupun pemerintahan, jangan nanti ada aksi baru ada reaksi.
“Sebagai Lawyer (Pengacara), aksi teroris ini, adalah tindakan orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Oleh karena itu pemerintah harus mengambil sikap unruk menuntaskan teror yang mengahantui republik yang kita cintai ini,” tutup Syamsul Zakaria.
(Jalal Maulana)