Menolak Kenaikan Pangkat Adalah Contoh Prajurit Sejati Yang Harus Diteladani 1

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat memberikan arahan kepada seluruh prajurit yang terlibat dalam operasi di Lokasi pembebasan sandera, Ahad (19/11).

Papua, Metropol – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan 62 prajurit TNI yang membebaskan ribuan sandera di Timika, Papua.

Terlebih lagi Panglima TNI memberikan sanjungan kepada lima perwiranya yang memimpin operasi tersebut.

“Inilah contoh, teladan prajurit sejati yang tidak mengutamakan kepentingan pribadi tetapi hanya untuk kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Panglima TNI saat memberikan arahan kepada seluruh prajurit yang terlibat dalam operasi di Lokasi pembebasan sandera, Desa Utikini, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Ahad (19/11).

Baca Juga:  Sah, Revisi UU TNI Resmi Disahkan dalam Rapat Paripurna DPR RI

Panglima TNI mengamini, bahwa keberhasilan suatu tugas operasi adalah keberhasilan anak buah sedangkan kegagalan suatu operasi adalah kegagalan perwira yang memimpin yang harus dipertanggungjawabkan oleh pemimpin tersebut.

“Lima perwira diwakilkan komandan upacara menyampaikan bahwa keberhasilan adalah milik anak buah, kegagalan adalah tanggung jawab perwira,” tegas Mantan Kasad itu.

Panglima TNI menuturkan, meskipun kelima perwira tersebut menolak pemberian kenaikan pangkat, namun Panglima memberikan jaminan bahwa kelima perwira tersebut akan mendapatkan pendidikan secara khusus.

“Akan diberikan pendidikan secara khusus mendahului rekan-rekannya,” terang Panglima.

Sebagaimana diketahui lebih dari 1300 warga sebelumnya telah disandera oleh Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) di Timika Papua.

Namun melalui suatu operasi yang melibatkan 13 personel Kopassus, 30 personel Yonif 751/Raider dan dua pleton personel Tontaipur Kostrad ribuan warga tersebut berhasil dibebaskan.

Baca Juga:  TNI, Media dan Pemangku Kepentingan Bersatu, Wujudkan Mudik Aman 2025

Operasi tetsebut kata Panglima, dilaksanakan sangat cepat sehingga dapat memisahkan dan mengisolasi 1300 lebih sandera tersebut.

“347 sandera bisa selamat semuanya tanpa luka sedikitpun,” jelas Jenderal Gatot.

(M. Daksan)

KOMENTAR
Share berita ini :