Panglima TNI Buka Puasa Bersama Ribuan Umat Muslim di Grup 1 Kopassus foto

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam acara buka puasa bersama dengan Prajurit TNI dan Polri, Ulama, Kyai, Habib, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda dan Anak Yatim Piatu, di Lapangan Markas Grup-1 Kopassus, Serang, Banten, Jumat (16/6).

Serang, Metropol – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menggelar buka puasa bersama dengan ribuan umat muslim yang terdiri dari Prajurit TNI dan Polri, Ulama, Kyai, Habib, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda dan Anak Yatim Piatu, di Lapangan Markas Grup-1 Kopassus, Serang, Banten, Jumat (16/6).

Mengawali sambutannya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan ucapan terima kasih dan bersyukur kehadirat Allah SWT, karena bisa bersilaturahmi dan melaksanakan buka puasa bersama dengan seluruh Prajurit TNI dan Kepolisian serta para Alim Ulama dan masyarakat di Provinsi Banten.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga mengucapkan terima kasih atas segala kinerja yang dilakukan oleh seluruh Prajurit TNI karena telah berinteraksi sangat baik dengan masyarakat, sehingga sampai saat ini institusi TNI masih mendapatkan kepercayaan dari publik.

“Berdasarkan hasil survey dari beberapa lembaga survey menunjukkan bahwa, kepercayaan masyarakat kepada TNI sangat tinggi,” ucapnya.

Baca Juga:  Satgas PKH Eksekusi Fisik 47.000 Hektare Lahan, Tegakkan Kedaulatan Hukum

Panglima TNI menjelaskan bahwa, sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dahulu kala, seperti perjuangan oleh Pahlawan Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Tuanku Imam Bonjol, Sisingamangaraja ke-XII, Pangeran Diponegoro, Pattimura dan Pahlawan lainnya, semuanya berjuang sendiri-sendiri dan tidak ada hasilnya, karena bersifat kedaerahan.

Tetapi begitu para ulama merapatkan barisan kata dia,  memacu berdirinya Budi Utomo pada tahun 1928 sehingga menyatukan semua umat untuk bersama-sama berjuang dengan Sumpah Pemuda nya, maka hanya 17 tahun berhasil merebut kemerdekaan Indonesia.

“Itu semua dapat terjadi dan tidak bisa dipungkiri, karena tanpa fatwa ulama tidak mungkin para santri bersatu dan bergotong royong. Dan waktu itu TNI belum lahir, jadi yang berjuang adalah rakyat karena tidak ada tentaranya dan dipimpin oleh para ulama, sehingga hanya 17 tahun (1928 sampai dengan 1945 red) Indonesia berhasil merdeka,” ujar Orang nomor Satu di TNI itu.

Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan bahwa, TNI dan rakyat tidak bisa dipisahkan, karena sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari peran rakyat termasuk ulama dan santri.

“Setelah kemerdekaan, para ulama dan santri ada yang kembali ke pesantrennya masing-masing, namun ada pula yang berdagang, berkarya dan sekolah. Sebagian dari mereka terpanggil untuk menjaga keamanan rakyat, maka dibentuklah Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang saat ini kita kenal dengan TNI,” jelasnya.

Baca Juga:  Perkuat Kerjasama Pertahanan, Menhan RI, Panglima TNI, Temui Sekertaris Pertahanan Nasional Filipina

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menambahkan bahwa, memberi itu lebih bahagia daripada diberi. Menurutnya, ada tiga contoh memberi, yakni : Pertama, apabila kamu dalam keadaan dendam namun tidak bisa membalas tapi kamu maafkan, itu sama dengan memberi. Kedua, pada saat kamu mendoakan teman dan sahabatmu setiap saat, itupun memberi. Ketiga, saat kamu berbaik sangka kepada semua orang, itu juga memberi. “Mari sama-sama kita lakukan berbagi kebahagiaan dengan memberi kepada sesama, seandainya ini kita lakukan alangkah indahnya negeri kita ini tidak ada kebencian, semuanya rukun dan damai,” ujarnya.

Dia juga menuturkan bahwa, doa yang paling mustajab di bulan suci Ramadhan adalah doa menjelang buka puasa dan sahur.

Turut hadir pada acara tersebut antara lain, Gubernur Banten, para Asisten Panglima TNI, Pangdam III/Siliwangi, Kapuspen TNI, Danjen Kopassus, Kapolda Banten, para Bupati dan Walikota Provinsi Banten.

(Deni Maita/Puspen TNI)

KOMENTAR
Share berita ini :