
Menteri Pertahanan Turki Jenderal Hulusi Akar.
Lefkosa, NewsMetropol – Menteri pertahanan Turki Jenderal Hulusi Akar mengatakan bahwa negaranya tidak mungkin mengorbankan hak-haknya di Mediterania Timur.
“Kami memiliki hak, hubungan dan kepentingan di Mediterania Timur. Ada beberapa negara yang melakukan permusuhan terhadap kepentingan Turki. Kami menghadapi mereka dengan penuh kesabaran,” kata Hulusi Akar di Lefkosa ibu kota Republik Turki Siprus Utara (TRNC), seperti dikutip Anadolu Agency, Selasa (15/9).
Hulusi Akar menegaskan Turki akan terus melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi hak-haknya.
“Kami mendukung perdamaian, dialog, negosiasi, dan menyelesaikan masalah dengan cara politik,” kata Akar lagi.
Dia juga mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mengizinkan ketidakadilan terhadap hak-hak Turki dan Republik Turki Siprus Utara (TRNC).
Menggarisbawahi pentingnya melakukan latihan militer, Akar mengucapkan selamat kepada seluruh personel militer yang berhasil mengikuti latihan di daerah itu.
Angkatan bersenjata Turki dan TRNC memulai latihan militer gabungan di Siprus Utara pada 6 September.
Latihan gabungan di Republik Turki Siprus Utara itu dinamai “Latihan Badai Mediterania Kapten Martir Cengiz Topel”.
Martir Cengiz Topel adalah nama seorang pilot Angkatan Udara Turki yang menjadi tewas selama konflik di pulau itu pada tahun 1964.
Ketegangan di kawasan itu meningkat sejak Turki melanjutkan eksplorasi energi di Mediterania Timur bulan lalu, setelah Yunani dan Mesir menandatangani kesepakatan pembatasan maritim yang kontroversial, Yunani telah menolak isyarat niat baik Ankara untuk menghentikan kegiatan sebelumnya.
Meski mendapat tentangan dari Yunani dan beberapa negara lain, Turki telah berulang kali memperpanjang eksplorasi energi kapal penelitiannya Oruc Reis di suatu area di dalam landas kontinen Turki, yang terakhir diumumkan pada 31 Agustus, kali ini berlangsung hingga 12 September.
Turki secara konsisten menentang upaya Yunani untuk mendeklarasikan zona ekonomi eksklusif berdasarkan pulau-pulau kecil di dekat pantai Turki yang melanggar kepentingan Turki, negara yang memiliki garis pantai terpanjang di Mediterania.
Ankara juga menekankan sumber daya energi di dekat pulau Siprus harus dibagi secara adil antara Republik Turki Siprus Utara dan Siprus Yunani.
Di tengah ketegangan atas wilayah Mediterania dan eksplorasi energi, Turki berulang kali menekankan kesediaannya untuk memulai negosiasi tanpa prasyarat, berbeda dengan penolakan Yunani dalam beberapa pekan terakhir untuk memasuki dialog melalui NATO atau UE.
Sebelumnya, Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis mengatakan dirinya siap untuk berbicara dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan jika ketegangan antara kedua negara mereda.
Ankara secara konsisten menentang upaya Yunani untuk mendeklarasikan zona ekonomi eksklusif berdasarkan pulau-pulau kecil di dekat pantai Turki karena melanggar kepentingan Turki mengingat Turki merupakan negara dengan garis pantai terpanjang di Mediterania.
Turki juga mengatakan sumber energi di dekat pulau Siprus harus dibagi secara adil antara Republik Turki Siprus Utara dan Siprus Yunani.
(Red/AA)