Kepala BNPP Marsekal Madya (Marsdya) TNI M. Syaugi, S.Sos.,MM didampingi Ny. Luli M. Syaugi melakukan kunker ke wilayah Papua Barat, Rabu (14/3).
Sorong, NewsMetropol – Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) atau yang saat ini sudah berubah nama menjadi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, Marsekal Madya (Marsdya) TNI M. Syaugi, S.Sos.,MM melakukan kunjungan kerja (kunker) ke wilayah Papua Barat tepatnya di Kantor Pencarian dan Pertolongan kelas B Sorong, Rabu (14/3).
Dalam kunjungan perdana tersebut Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan didampingi ketua Dharma Wanita Persatuan Badan Pencarian dan Pertolongan Ny. Luli M. Syaugi serta sejumlah pejabat lainnya.
Dalam kegiatan itu rombongan kepala Basarnas dijemput Kepala Kantor SAR Sorong Emi Frizer dan beberapa pejabat kemudian langsung diarahkan menuju kantor SAR Sorong yang terletak di Jalan Sungai Maruni, Km 10.
Rombongan Kepala Basarnas juga dijemput dalam tradisi SAR di pintu masuk Kantor SAR Sorong kemudian dilanjutkan dengan acara resepsi bersama di halaman Kantor SAR Sorong.
Usai resepsi kegiatan tersebut Kepala Basarnas langsung melakukan tatap muka dengan insan SAR di Aula SAR Sorong dalam rangka memberikan pengarahan.
Dalam kegiatan itu di ruangan terpisah Ketua DWP Ny. Luli M. Syaugi juga melakukan tatap muka dengan segenap pengurus dan anggota DWP Kantor SAR Sorong.
Kepada sejumlah awak media, Marsdya TNI M. Syaugi, mengungkapkan, kunjungan tersebut merupakan perdana sebagai kepala Basarnas.
Dikatakannya, kunjungan ini dilakukan dalam rangka melihat langsung kondisi Kantor SAR Sorong baik dari segi personil, sarana prasarana maupun pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
āSaya lihat sementara cukup bagus, Kantor SAR Sorong sudah punya sarana prasarana yang memadai. Disini kita dilengkapi dengan kapal yang panjangnya 40 meter, peralatan darat dan sejumlah peralatan lainnya, jadi sangat memadai,ā ujar M. Syaugi usai memberikan arahan kepada insan SAR.
Dalam arahannya kepada insan SAR, ia mengaku dirinya menekankan tentang kesigapan Kantor SAR Sorong khususnya dalam respon time untuk melaksanakan tugas operasi pencarian dan pertolongan.
Kepala Basarnas juga menjelaskan sesuai UU nomor 29 tahun 2014 tugas Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan yakni mencari, menolong, menyelamatkan dan mengevakuasi korban jiwa.
āJadi kalau ada korban jiwa, orang Basarnas harus hadir disitu. Kalau ada bencana sebelum ada korban jiwa Basarnas belum masuk disitu. Kapan masuknya apabila negara sudah menetapkan situasi bencana menjadi tanggap darurat,ā jelas Syaugi.
Di Sorong, lanjut Syaugi mengatakan bahwa banyak lautan, banyak nelayan-nelayan yang melaut sehingga perlu diantisipasi dengan terus memberikan himbauan agar para nelayan bisa dilengkapi dengan peralatan radio dan navigasi.
āKita sering mendapat laporan ada nelayan hilang tapi tidak tahu hilangnya dimana. Contoh ada yang bilang tiga hari yang lalu teman saya pergi ke utara dan belum pulang. Utara ini kan luas jadi sulit untuk kita tentukan titik koordinatnya. Makanya kami imbau masyarakat bisa melengkapi diri dengan minimal peralatan komunikasi seperti radio dan navigasi,āungkapnya.
āDi seluruh indonesia kami punya 38 kantor, dengan jumlah personil kurang lebih 3.400. meski idealnya 7.000 namun demikian kami mampu melaksanakan tugas dengan cara menggunakan potensi SAR, baik kementerian, birokrat, pemerintahan, LSM, masyarakat yang punya kemampuan SAR kami gunakan selama dalam rangka pencarian dan pertolongan,ā tutup Syaugi dalam kegiatan tersebut.
(M. Daksan/Humas BNPP)