Kaki Lecet dan Kaki Kram Warnai Longmarch Ade Kenzo 2

Ade Kenzo longmarch Surbaya – Jakarta saat berada di Kabupaten Tuban. (Foto: Istmw).

Tuban, Metropol – Posisi longmarch Surabaya- Jakarta, yang dilakukan oleh Ade Kenzo siang tadi telah berada di Kabupaten Tuban.

Semalam, rombongan difasilitasi tempat menginap oleh komunitas Apa Kabar Tuban (AKT) dan setelah shalat Dzuhur long march dilanjutkan menuju Rembang.

Sejak sore hingga siang ini, Ade Kenzo, relawan Jamkeswatch yang melakukan longmarch Surabaya – Jakarta, menggunakan kesempatan ini untuk beristirahat.

Saat ini kondisi Ade sudah bugar setelah beristirahat lumayan lama, dikarenakan kakinya lecet dan mulai sering kram.

“Tetapi sudah diurut dan sudah membaik. Setelah shalat Jumat ini siap melanjutkan perjalanan,” ujar Arif, relawan Jamkeswatch yang mengawal longmarch menggunakan ambulance.

Sepanjang perjalanan, rombongan membagikan selebaran berisi tuntutan perbaikan jaminan kesehatan kepada masyarakat. Mereka antusias dan mendoakan agar peserta longmarch sampai di Jakarta dengan selamat.

“Saya terharu. Ternyata dalam kondisi seperti ini masih ada orang yang memikirkan kepentingan rakyat banyak,” kata salah satu pemilik warung nasi di pinggir jalan.

Baca Juga:  Menko Zulhas Ungkap Peran Penting Kapolri dalam Wujudkan Swasembada Pangan

Di Tuban, longmarch disambut oleh berbagai komunitas seperti Apa Kabar Tuban (AKT), RM Layar 6, Pemuda Tuban Peduli Sosial (PTPS), Ronggolawe, Garong’T, Ronggomania, Dirut RSUD Dr. Koesma Tuban, dan KCU BPJS Kesehatan Tuban.

Setelah Tuban, kota-kota yang akan dilewati adalah Rembang – Pati – Kudus – Demak – Semarang – Kendal – Pekalongan – Pemalang – Tegal – Brebes – Cirebon – Indramayu – Subang – Purwakarta – Karawang – Bekasi – Jakarta.

Dibtempat terpisah, Presiden KSPI Said Iqbal menegaskan bahwa jalan kaki Surabaya – Jakarta ini mengusung tuntutan perbaikan jaminan kesehatan, seperti:

  1. Mewajibkan seluruh klinik dan rumah sakit termasuk Milik Swasta menjadi provider BPJS Kesehatan, tanpa terkecuali.paling lambat 1 Januari 2019
  2. Meningkatkan anggaran kesehatan sesuai UU Kesehatan no 36 tahun 2009 pasal 171 a.5 persen APBN b. 10 persen APBD
  3. Memastikan 80 juta penduduk Indonesia yang belum mempunyai program jaminan kesehatan menjadi peserta BPJS Kesehatan yang ditanggung oleh negara bilamana mereka tidak mampu membayar. Paling lambat 1 Januari 2019.
  4. Menghapuskan sistem INA CBGs yang menyebabkan antrian pelayanan dan biaya murah sehingga menurunkan kualitas pelayanan klinik dan rumah sakit.
Baca Juga:  Menko Zulhas Ungkap Peran Penting Kapolri dalam Wujudkan Swasembada Pangan

“Longmarch ini adalah bentuk kepedulian kaum buruh untuk rakyat Indonesia. Kami menyebutnya dari parik ke publik,” kata Said Iqbal.

Kata Said ilIqbal, Longmarch jalan kaki yang dilakukan anggota FSPMI dan KSPI ini membawa isu revisi total sistem JKN-KIS.

Faktanya, setelah bayi Debora, ditemukan lagi kasus ibu Rohaini yang meninggal dunia di Bintan Kepri setelah di tolak di RSUD Kepri serta meninggalnya bayi Inayah di Bekasi dan bayi Dedeh di Bogor karena program BPJS yang buruk seperti INA CBG’s.

“Jalan kaki Surabaya Jakarta akan terus berlanjut sampai pemerintah tidak lagi buta dan tuli terhadap aspirasi buruh dan rakyat,” pungkas Said Iqbal.

(M. Daksan)

KOMENTAR
Share berita ini :