IMG-20240918-WA0010
Penulis : Handono | Editor : Widi Dwiyanto

PEKALONGAN, NEWSMETROPOL.id – Temui para pendemo, Kades Wuled, Wasduki Djazuli tetap bersikap tenang. Bahkan, saat dicecar dengan beragam tuduhan, Wasduki memberikan jawaban yang gamblang tentang perihal yang dituntut pendemo.

Sikap Kades Wuled tampak biasa saja, saat mendengar tuntutan yang disampaikan salah seorang perwakilan demonstran.

Kepala Desa Wuled, Wasduki Djazuli, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, pada Rabu (18/09/2024), menemui ratusan warga yang menggelar demonstrasi menuntut dirinya mundur. Wasduki menegaskan bahwa seluruh tudingan yang dilontarkan tidak memiliki dasar yang kuat dan bukti yang valid.

Salah satu tuntutan utama adalah dugaan penyalahgunaan wewenang terkait pencabutan Program Keluarga Harapan (PKH) salah satu warga. Namun, Wasduki membantah hal tersebut. Menurutnya, data administrasi menunjukkan bahwa warga yang dimaksud memang tidak terdaftar sebagai penerima manfaat PKH.

Selain itu, warga juga mempertanyakan pengelolaan lahan aset desa atau lahan bengkok. Meskipun demikian, perwakilan aksi demo tidak dapat menunjukkan bukti konkrit terkait dugaan penyalahgunaan tersebut.

Baca Juga:  Peringati Hari Jadi, Pemdes Jimbe Gelar Pertandingan Sepak Bola Mini Baru Putra Cup ke-1

Menanggapi tuntutan tersebut, Wasduki menyatakan kesiapannya untuk mengikuti prosedur hukum yang berlaku.

“Saya terbuka untuk memberikan klarifikasi kepada pihak terkait, seperti Inspektorat, jika diperlukan,” tegasnya.

Wasduki juga meyakinkan bahwa selama menjabat, ia selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi masyarakat Desa Wuled.

Di sisi lain, Imam Abror, pendamping hukum dari LSM Robin Hood dua tiga menegaskan akan melanjutkan proses hukum terkait dugaan penyelewengan aset desa. Hasil mediasi akan dijadikan dasar untuk melaporkan kasus ini ke pihak berwajib.

Sementara itu, salah satu koordinator aksi, Zaenal, menuntut mundurnya Wasduki dengan alasan kepala desa tersebut dinilai arogan, memiliki pendidikan rendah, dan menjalankan praktik klenik.

Zaenal menyebut adanya sejumlah pusaka yang dipajang di ruang balai desa sebagai bukti praktik klenik tersebut.

Baca Juga:  Plt. Gubernur Jateng Soroti Ketahanan Pangan Saat Kunjungan ke Pekalongan

Menanggapi tudingan tersebut, Wasduki menjelaskan, bahwa benda-benda pusaka tersebut sudah ada di balai desa sejak lama dan merupakan peninggalan dari kepala desa sebelumnya. Ia hanya bertugas menjaga benda-benda tersebut sebagai bagian dari nilai luhur kearifan lokal.

Saat diwawancarai, Wasduki menyampaikan bahwa dirinya menerima dengan terbuka kritik yang dilontarkan para pendemo. Baginya, aksi demo bisa menjadi salah satu sarana untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi warganya.

Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada para pendemo yang telah ikut mengontrol jalannya pemerintahan di Pemdes Wuled.

“Saya sampaikan terima kasih kepada para pendemo. Karena sudah memberikan kritik kepada kami, khususunya kepada saya sebagai Kepala Desa. Semua yang disampaikan akan menjadi bahan bagi kami untuk perbaikan di kemudian hari,” ucapnya.

KOMENTAR
Share berita ini :