20210216_123202

Jakarta, NewsMetropol – Melihat kenyataan yang ada saat ini, kehidupan manusia seringkali mendapatkan ujian dari Sang Pencipta. Cobaannya, berupa musibah bencana alam, gempa bumi dan lain-lain.

Terkait hal itu, salah seorang Tokoh Masyarakat Sulsel, Syarifuddin Daeng Punna, atau lebih dikenal dengan sebutan SAdAP, menyampaikan pesan dan nasehat agar manusia tidak lalai dengan perintah Sang Khaliq, Allah SWT.

“Kehidupan di dunia ini hanyalah sementara, suatu saat kita akan menuju alam Barzakh untuk mempertanggung jawabkan seluruh amalan baik atau buruk, yang telah kita lakukan selama hidup di dunia,” kata SAdAP, di Jakarta, pada Selasa (16/2).

Tokoh Masyarakat yang juga Pengusaha Sukses asal Sulsel ini mengingatkan bahwa, cobaan datang salah satunya karena banyak diantara manusia sudah tamak dan sombong hingga lupa keberadaan Allah SWT, Tuhan semesta Alam.

“Ingat wahai saudaraku, harta dan tahta adalah dua hal inilah yang terkadang membuat manusia lupa akan dirinya sebagai mahluk ciptaan Allah,” ucapnya.

Menurutnya, Kondisi tersebut terkadang membuat orang terlalu fokus mencari harta hingga akhirnya lalai dengan Tuhan, yang telah memberikan nikmat dengan memiliki kekayaan yang melimpah.

“Padahal, kekayaan harta bukan segalanya. Ada sebagian orang yang mempunyai harta melimpah, justru hatinya miskin karena terlalu sibuk dan abai dengan apa yang tuhan perintahkan, maka dari itu bagi saudara-saudaraku, janganlah menyombongkan apa yang kamu miliki saat ini, baik harta maupun jabatan yang disandangmu karena bisa jadi hari ini Allah akan mencabut nyawamu atau besok Allah mengambil harta dan jabatanmu sehingga yang tadinya kamu dikelilingi banyak teman, semuanya akan pergi satu persatu meninggalkanmu, maka dari itu tetaplah menjadi sosok yang peduli serta taat kepada Allah SWT,” harapnya.

Dunia ini kata SAdAP, hanyalah persinggahan manusia sebelum menuju akhirat karena tidak ada yang abadi di dunia semuanya akan kembali kepadanya, tuhan pencipta alam semesta.

“Di dalam kehidupan sosial, kita jangan menjadikan perbedaan itu sebagai alat untuk memecah belah sesama, sebab dihadapan Allah tidak ada perbedaan, semua manusia sama derajatnya, kaya, miskin, pejabat sama di hadapan Allah SWT. Seringkali kita menjadikan perbedaan suku, agama, dan ras sebagai alasan untuk memusuhi, padahal sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia dari laki dan perempuan hingga berkembang menjadi, bersuku-suku dan berbangsa,” terangnya.

SAdAP berharap, yang tua menyayangi yang muda, yang muda menghormati yang tua sebagaimana falsafah hidup orang tua kita terdahulu, maka dari itu hidup dengan ketaatan kepada ilahi rob adalah mutlak.

“Pesan saya sekali lagi, Bagi yang memiliki jabatan agar senantiasa memegang amanah, dan dalam mengambil kebijakan seyogyanya melihat sisi baik untuk kemaslahatan dan bukan pada kepentingan kelompoknya saja karena suatu saat jika engkau telah meninggalkan jabatanmu, maka orang-orang yang sebelumnya berada disekelilingmu yang berkepentingan dengan kebijakan yang dikeluarkan akan meninggalkanmu, seperti yang sering saya katakan kepada teman teman bahwa hidup ini panggung sandiwara, semuanya akan berlalu,” tutup SAdAP.

(Red)

KOMENTAR
Share berita ini :