
Para tenaga pendidik/Guru di Pulau Sebatik mengikuti upacara peringatan HUT PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN) 2017.
Nunukan, Metropol – Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) dan Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang ke 72 di Pulau Sebatik, Nunukan diperingati cukup meriah.
Berbagai persembahan ditampilkan dalam acara peringatan yang dilaksanakan di lapangan sepak bola Sei Nyamuk, Sebatik Timur dengan melibatkan guru dan siswa dari semua jenjang pendidikan.
Tidak hanya itu, puncak kemeriahan itu juga semakin komplit dengan hadirnya orang nomor satu di Kabupaten Nunukan yakni Bupati Nunukan, Hj. Asmin Laura Hafid yang juga bertidak sebagai Inspektur Upacara.
Dalam momentum peringatan hari besar sebuah organisasi atau kelompok tertentu, pasti akan muncul dari sebuah harapan-harapan baru di masa yang akan datang.
Dan tentunya, harapan itu muncul dengan melihat berbagai permasalahan yang sudah di alami beberapa tahun silam.
Seperti yang disampaikan salah satu guru honorer di SDN 001 Sebatik Timur Novi Karyani bahwa, kesejahteraan para tenaga pendidik di daerah perbatasan perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah.
“Kita berharap perhatian mengenai hajat hidup bagi tenaga pendidikan di perbatasan perlu diperhatikan serius. Terutama yang menyangkut dengan intensif kami sebagai guru honorer,” harapnya, Ahad (26/11).
Walaupun sebenarnya ia mengakui, untuk peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) berupa pelatihan-pelatihan hingga ke Provinsi lainnya di Indonesia kerap dilakukan oleh Pemda Nunukan.
Namun, tenaga pendidik di Pulau Sebatik masih terkedala dengan sarana dan prasarana untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di perbatasan.
“Kalau untuk ranah pendidikan perhatian pemerintah sudah optimal, dukungan untuk kemanjuan SDM tenaga pendidik sudah sering kami dapatkan. Walaupun masih belum sepenuhnya. Mencerdasakan anak didik di sekolah sudah tentu menjadi skala prioritas bagi kami sebagai tenaga pendidik. Tapi terkadang kita masih terkendala secara teknis di lapangan. Antara lain sarana dan prasarana penunjang pendidikan yang masih kurang apabila di bandingkan dengan daerah-daerah yang lebih maju,” jelas guru honorer yang mengajar di SDN 001 Sebatik Timur itu.
Sementara itu, Harlina, guru SMK Taruna Sebatik Utara mengatakan, walaupun pendidikan di Sebatik masih terkedala dengan sarana dan prasarana yang masih minim, akan tetapi semangat untuk terus membangun pendidikan di daerah perbatasan akan terus meningkat lagi.
Lanjutnya, pemenuhan sarana dan prasarana sebagai penunjang pendidikan di perbatasan harus mendapatkan skala prioritas dari pemerintah.
“Semoga para tenaga pendidik di Sebatik terus bersemangat dalam membangun pendidikan di perbatasan. Walaupun fasilitas pendidikan di perbatasan tidak sama dengan di daerah-daerah yang lebih maju,” harapnya.
(Ram/Guntur)