Danrem 143 HO Ingatkan Proxy War

Komandan Korem 143/HO Kolonel Inf. Andi Perdana Kahar, SH saat pemaparan pada acara Komunikasi  Sosial bersama dengan seluruh Keluarga  Besar TNI (KBT) se Kota Kendari  di Aula Tamalaki Makorem 143/HO, Senin (7/8).

Kendari, Metropol – Komando Resort Militer 143/HO menggelar Komunikasi  Sosial bersama dengan seluruh Keluarga  Besar TNI (KBT) se Kota Kendari  di Aula Tamalaki Makorem 143/HO, Senin (7/8).

Selain diikuti oleh KBT, kegiatan yang mengusung tema “Melalui Komsos TNI kita jalin silaturahmi antara TNI dengan Komponen Masyarakat dan Keluarga Besar TNI (KBT) dalam rangka mewaspadai Proxy War di wilayah NKRI’’ ini juga diikuti oleh perwakilan akademisi, mahasiswa, dan perwakilan pelajar di Kota Kendari.

Dalam paparannya, Komandan Korem 143/HO Kolonel Inf. Andi Perdana Kahar, SH mengatakan  dinamika kehidupan bangsa Indonesia saat ini sulit diprediksi, sehingga berpotensi mengancam kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Kondisi ini tentu akan lebih memprihatinkan bila kita sebagai anak bangsa sudah tidak lagi tertarik bila bicara persatuan dan kesatuan bangsa, sesama anak bangsa lebih senang saling menyalahkan dan memuji-muji bangsa lain, sesama anak bangsa lebih senang melakukan tindak kekerasan dan mudah melakukan sesuatu hanya karena ingin dibayar rupiah atau dollar, untuk menghianati bangsa sendiri,” ujar Danrem di hadapan ratusan peserta Komsos.

Baca Juga:  Panglima TNI Resmikan Gedung Trisula Denjaka dan Serahkan Ransus Mobile Dual Ramp System

Lanjut Danrem, paham tentang sebuah bangsa atau nation sudah bergeser menjadi kesadaran etnis dan primordial yang pada akhirnya dapat merongrong kewibawaan bangsa. Semangat kebangsaan yang tadinya berhasil mempersatukan segala bentuk perbedaan menjadi rapuh oleh tuntutan dan perkembangan zaman yang berjalan dengan begitu cepat.

“Penurunan wawasan kebangsaan ini patut kita respon dan waspadai agar tidak berkembang dan menjadi kekuatan yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang pada akhirnya berakibat terjadinya dis-Integrasi  bagi negara NKRI,” ujarnya lagi.

Kata Danrem 143/HO, untuk itu keberadaan Keluarga Besar TNI di tengah masyarakat hendaknya dapat menjadi contoh dan tauladan bagi masyarakat lainnya.

Danrem berharap KBT dapat saling bahu membahu, mempertegas komitmen untuk sama-sama berjuang mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, terhadap berbagai ancaman yang timbul.

“Sejalan dengan hal tersebut, maka saya mengharapkan keluarga besar TNI benar-benar mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam usaha pembelaan negara. Saya tidak menginginkan KBT  ini hanya menjadi mitra, karena hal yang demikian  tidaklah benar, yang benar adalah keluarga besar TNI merupakan  ujung tombak, garda terdepan TNI dalam membangun masyarakat Indonesia yang siap mempertahankan NKRI,” tegas Mantan Danmentar Akmil ini.

Baca Juga:  Kapolres Blitar Bersama Kapolda dan Forkopimda Jawa Timur Tanam Jagung Serentak 1 Juta Hektar

Pada kesempatan itu, Komandan Korem 143/HO kembali mengingatkan ancaman “ proxy war ” bagi eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia karena perang proxy merupakan perang yang melibatkan pihak ketiga yang dikendalikan oleh suatu bangsa tanpa diketahui bentuk dan wujudnya.

Menurut Danrem 143/HO,  konsekwensi Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, bahasa dan ras  sangat rentan dengan perpecahan.

Danrem pun mencontohkan beberapa negara besar seperti Uni Soviet, Yugoslavia dan Sudan akhirnya terpecah belah menjadi beberapa negara hanya karena disebabkan oleh konflik komunal dan horisontal yang disebabkan oleh karena perbedaan bahasa, agama dan ekonomi.

Danrem juga mengatakan bahwa, Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam menjadi incaran beberapa negara asing sejak dari zaman dahulu hingga saat ini.

“Sebagai negara yang memiliki kekayaan SDA maka kedepannya Indonesia sangat berpotensi menjadi arena konflik bagi bagsa-bangsa di dunia,” jelasnya.

Menurut Danrem 143/HO kehawatiran tersebut sangatlah beralasan, mengingat saat ini telah terjadi migrasi besar-besaran dari negara-negara yang berada di wilayah yang beriklim sub tropis ke negara yang beriklim tropis.

“Bisa saja kedepannya wilayah kita masih Indonesia tetapi orangnya bukan lagi asli orang indonesia,’ imbuhnya.

(M. Daksan)

KOMENTAR
Share berita ini :