Agus Arifin Nu’mang saat pemaparan pada acara debat pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, di studio TVRI, Kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (9/5) malam.
Jakarta, NewsMetropol – Empat pasang peserta pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan kembali sepanggung semalam, di studio TVRI, Kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (9/5).
Dengan dipandu oleh Yundini Husni Jamaluddin dan Imam Priyono, acara tersebut dimulai pukul 17.00 sampai 21.30 wib.
Pantauan NewsMetropol, rombongan tim sukses, penggembira, petugas KPU dan Bawaslu Sulsel telah memasuki arena debat sebelum acara debat.
Seperti biasa, pasangan ideal Nomor 2, Agus Arifin Nu’mang-Tanribali Lamo memakai seragam kebesaran warna hijau tua dipadu celana kasual krem, lengkap peci hitam.
Pasangan yang tampil pada kesempatan kedua ini tampil meyakinkan dan memukau dengan memaparkan ringkasan visi Penguatan Kearifan Lokal yang Memperkokoh Ideologi Bangsa dan NKRI.
Tema ini mencakup ancaman korupsi, narkoba, kebudayaan, HAM, SARA, radikalisme, dan kelompok minoritas.
Bagi Agus, Sulsel adalah pintu gerbang Indonesia timur yang memiliki warisan budaya besar, La Galigo, epik karya sastra yang mengalahkan Mahabarata dari India.
“Tugas pemimpin Sulsel untuk menjaga warisan ini dan lainnya,” jelas Agus.
Kata Agus, ciri-ciri pemimpin Sulsel ideal itu telah tercantum dari kitab La Galigo yakni, macca, melempu, warani nama getteng.
“Pasangan kami memiliki kriteria itu,” tegas Agus.
Agus kembali menegaskan komitmennya terhadap pemberantasan korupsi.
Konsistensi itu kata dia, telah dia jalankam mulai ketika dia menjabat sebagai Anggota dan Ketua DPRD hingga 10 tahun sebagai Wakil Gubernur Sulsel mendampingi Syahrul Yasin Limpo.
“Tidak ada jejak korupsi dan keluarga tidak ada terlibat dalam pemerintahan,” imbuhnya.
Sementara itu Tanribali Lamo yang menanggapi pertayaan dari calon cagub nomor 1, Azis Qahar Muzakkar, tentang cara pemajuan tradisi kuda di Jeneponto selain coto kuda mengaku, memiliki strategi untuk memajukan budaya kuda di Jeneponto dengan mengadakan lomba pacuan kuda agar menjadi arena tontotan budaya yang menarik.
“Menarik kunjungan turis lokal dan mancanegara. Jika ini terwujud, perekonomian masyarakat setempat bisa mengalami kemajuan pendapatan,” ungkap Tanribali meyakinkan.
Menjelang sesi akhir debat, setiap pasangan memberikan pidato pamungkas siap menang dan siap kalah.
Pasangan Agus-Tanribali berbagi tugas, statemen siap menang disampaikan oleh Agus,
“Kemenangan kami adalah kemenangan masyarakat Sulsel. Kami berharap penyelenggara pilgub, mulai KPU, Bawaslu, semua aparat dan stakeholders Sulsel bersatu, bersama menyukseskan hajatan demokrasi 5 tahun ini. Terima kasih kepada partai pengusung kami. Program, visi, dan gagasan telah kami paparkan, janji telah kami sampaikan dan komitmen telah kami bulatkan untuk Sulsel lebih bagus. Jika kami diberi kepercayaan oleh masyarakat Sulsel untuk memimpin 5 tahun ke depan, kami akan menjadikan Sulsel sebagai pronvinsi yang baldatun thoyyibatun warabbun ghafuur (subur makmur, adil, dan aman). Kami siap menang untuk Sulsel lebih bagus,” kata Agus Arifin Nu’mang.
Sedangkan pada pidato siap kalah, Tanribali Lamo, menyampaikan pilkada adalah proses demokrasi untuk memilih pemimpin yang terbaik, kami berharap semua asas pilkada:luber dan jurdil (langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil) agar ditegakkan. “Kami siap membangun Sulsel sesuai visi dan gagasan kami, Labuba Malabo. Insya Allah kami siap membantu mereka yang ditakdirkan oleh Allah untuk memimpin Sulsel 5 tahun ke depan. Kami siap kalah bermartabat,” pungkas Tanribali.
(Saleh Mude)