IMG-20251211-WA0000
Reporter : Deni Maita | Esitor : Widi Dwiyanto

JAKARTA, NEWSMETROPOL.id – Sahala Siahaan Kuasa Hukum EJH salah satu murid kelas V di sekolah bertaraf internasional Kelapa Gading Jakarta Utara, menghimbau para orangtua agar tidak memperbesar persoalan antar siswa yang dinilai bersifat sepele.

Karena menurut pihak sekolah, persoalan itu sebelumnya telah diselesaikan dengan pemberian teguran lisan kepada murid lelaki tersebut. Pihak sekolah menilai tidak ada luka atau indikasi kekerasan fisik yang memerlukan tindakan lebih jauh.

“Sebenarnya masalah ini sudah diselesaikan secara internal. Namun orangtua dari siswi tersebut tetap melanjutkan proses hukum,” ujar Sahala Siahaan kuasa hukum keluarga murid lelaki itu Saat menggelar Prescon di bilangan Jakarta Utara, Rabu (10/12/2025).

Polemik mencuat setelah seorang orangtua murid berinisial DWLS melaporkan seorang murid lelaki ke Polres Metro Jakarta Utara.

Laporan pertama dibuat pada 5 Maret 2025 dengan Nomor LP/B/439/III/2025/SPKT/POLRES METRO JAKUT/POLDA METRO JAYA.

Laporan kedua kembali dilayangkan pada 29 November 2025 dengan Nomor LP/B/2289/XI/2025/SPKT/POLRES METRO JAKUT/POLDA METRO JAYA.

Laporan tersebut berkaitan dengan insiden antara putrinya dan teman sekelasnya terkait dugaan perundungan yang melibatkan dua murid di sekolah tersebut.

Sahala mengatakan pihaknya juga menyesalkan munculnya karangan bunga di sekitar gedung sekolah. Karangan bunga tersebut memuat pernyataan yang dinilai provokatif dan menyinggung sejumlah pihak, termasuk lembaga swadaya masyarakat.

Selain itu, DWLS disebut mempengaruhi sejumlah orangtua murid lain untuk membuat petisi agar murid lelaki itu dikeluarkan dari sekolah. Namun Dinas Pendidikan dan Suku Dinas Pendidikan Jakarta Utara tidak menyetujui permintaan tersebut.

“Rekomendasi untuk mengeluarkan murid tidak dapat diberikan karena tidak ada bukti kuat bahwa yang bersangkutan melakukan perundungan,” kata Sahala.

Ia menambahkan bahwa terdapat kejadian lain antara kedua murid tersebut yang juga telah diselesaikan secara baik oleh para orangtua tanpa indikasi kekerasan fisik.

“Padahal anak-anak ini sehari-hari tetap bermain seperti biasa. Jangan biarkan persepsi di media sosial mengalahkan fakta,” ucapnya.

Ia menghimbau para orangtua agar tidak membawa dinamika anak-anak ke ranah yang lebih luas.

“Jangan mencampurkan gengsi dan ego orang dewasa kedalam urusan anak-anak. Biarkan mereka berkembang dan menyelesaikan konflik kecil secara wajar,” pungkasnya.

KOMENTAR
Share berita ini :