IMG-20251202-WA0001
Reporter : Bagas | Editor : Widi Dwiyanto

PEKALONGAN, NEWSMETROPOL.id – Lintas Komunitas Peduli Pekalongan (LKPP) telah mensurvey lokasi penanaman program revitalisasi ekosistem hutan Petungkriyono. Rencananya kegiatan penanaman pepohonan yang dapat meminimalisir potensi bencana longsor ini akan dilaksanakan pada Sabtu, 6 Desember 2025 nanti. Sejumlah bibit tanaman keras dan penampung air telah disiapkan, diantaranya bibit Aren, Jengkol, Matoa, Sukun, Ficus, dan Pule.

Pada 01 Desember 2025, Handono Warih Koordinator Umum LKPP ditemani oleh Tasuri, Seksi Konservasi, telah memantau sejumlah titik rawan longsor di bantaran sungai Tinalum. Lokasi tersebut berdekatan dengan pemukiman warga. Seperti tampak pada gambar, tebing curam setinggi kurang lebih 30 meter berpotensi cukup rawan akan erosi.

Pada kesempatan tersebut Handono dan Tasuri telah menghubungi sejumlah pihak seperti pemerintah desa dan kecamatan seetempat untuk berkoordinasi guna kelancaran kegiatan nantinya, juga tak lupa mereka menyambangi organisasi kemasyarakatan dan sosial di wilayah Petungkriyono. Mereka juga telah memulai kegiatan persiapan lebih awal dengan memetakan lokasi yang cukup potensial untuk ditanami pohon yang bisa menahan tanah dari erosi dan kelongsoran.

Baca Juga:  Blora Belajar Optimalisasi PAD Hingga Pertanian Organik di Bogor

Tasuri melibatkan warga setempat untuk membuat lubang tanam sebelum hari H pelaksanaan agar mempermudah jalannya kegiatan nanti.

Tasuri yang juga pegiat konservasi Owa Jawa Petungkriyono menuturkan bahwa tebing di tepi pemukiman yang bersinggungan langsung dengan sungai Welo itu cukup berbahaya bila terus tergerus air sungai dan tidak diantisipasi dengan penghijauan.

“Lokasi di Tinalum ini cukup memprihatinkan, bila tidak ada yang memulai untuk peduli dan melakukan penanaman dan penghijauan, potensinya bisa makin jauh titik longsornya dan mengancam pemukiman yang ada di tepi tebing itu,” ujarnya.

Pihak LKPP telah menemui Cahyono Kepala Desa Kayupuring dan menghasilkan kesepahaman bahwa titik lokasi tersebut memang perlu mendapatkan perhatian khusus.

Handono mengungkapkan, bahwa pihaknya tidak memiliki cukup sumber daya untuk melakukan misi besar tersebut. Namun mereka telah mengupayakan semaksimal mungkin apa yang mereka punyai untuk membantu menjaga ekosistem khususnya untuk lokasi lereng bukit Tinalum yang dinilai cukup berpotensi membahayakan.

Baca Juga:  Blora Belajar Optimalisasi PAD Hingga Pertanian Organik di Bogor

“Kami hanya mengandalkan iuran relawan dan anggota kami, namun kami tetap terus berupaya semaksimal mungkin untuk bersama-sama menjaga ekosistem hutan Petungkriyono ini. Kami sadar usaha kami tidak bernilai seberapa jika dibandingkan dengan kebutuhan yang semestinya dan kerentanan lokasi tersebut, tapi kami berharap setidaknya kegiatan kami ini bisa menjadi inspirasi dan ajakan bagi warga Pekalongan dan sekitarnya. Anggap saja ini sebentuk kampanye kami untuk menjaga ekosistem hutan,” tandasnya.

Selanjutnya Handono berharap, kegiatan semacam ini bisa terus berlanjut baik dilakukan oleh warga Pekalongan secara luas maupun warga sekitar yang tinggal di daerah Petungkriyono.

“Peran Pemerintah seperti Cabang Dinas Kehutanan Wilayah IV Jawa Tengah dan Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur yang terus mendukung penyediaan bibit dan memotivasi warga untuk penghijauan juga terus diharapkan,” pungkasnya.

KOMENTAR
Share berita ini :