Reporter : Deni Maita | Reporter : Widi Dwoyanto
DENPASAR, NEWSMETROPOL.id — Komunitas Ngewedang, yang merupakan perkumpulan aparatur dan tenaga honorer Pengadilan Tinggi Denpasar, menggelar kegiatan bersih-bersih pantai di kawasan Pantai KuDeTa, Seminyak, Bali, Jumat (21/06/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Lingkungan dan Lurah Seminyak sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian lingkungan.
Aksi bersih-bersih ini diawali dengan touring motor dari titik kumpul Pengadilan Tinggi (PT) Denpasar menuju lokasi, kegiatan ini untuk menciptakan semangat kebersamaan diantara para anggota komunitas.
Setibanya di Pantai KuDeTa, para peserta langsung memulai kegiatan pembersihan area pantai dari sampah plastik dan limbah lainnya, sebagai langkah nyata dalam menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan pesisir Bali.
Kegiatan ini bukan hanya menjadi aksi sosial biasa, tetapi juga merupakan wujud nyata dari implementasi nilai-nilai luhur Tri Hita Karana, filosofi hidup masyarakat Bali yang mengajarkan tentang keharmonisan dalam tiga aspek; Hubungan manusia dengan Tuhan (Parhyangan); Hubungan antarsesama manusia (Pawongan), dan Hubungan manusia dengan lingkungan alam (Palemahan).
Ketua Komunitas Ngewedang, Ngurah Kusuma Wijaya menyampaikan, bahwa kegiatan ini adalah langkah awal dari serangkaian aksi sosial dan kemanusiaan yang direncanakan akan dilakukan secara rutin oleh komunitas.
“Kami percaya bahwa menjaga alam adalah bagian dari menjaga keharmonisan hidup,” katanya.
“Lewat kegiatan ini, kami ingin menerapkan semangat Tri Hita Karana, terutama dalam menjaga hubungan selaras dengan alam sekitar. Kami ingin memberi kontribusi nyata terhadap lingkungan, dimulai dari hal kecil seperti menjaga kebersihan pantai,” tambahnya.
Kehadiran Kepala Lingkungan dan Lurah Seminyak dalam kegiatan ini menjadi simbol sinergi antara masyarakat dan pemerintah dalam upaya pelestarian lingkungan. Mereka mengapresiasi inisiatif komunitas Ngewedang dan berharap kegiatan serupa dapat menginspirasi komunitas lainnya.
Komunitas Ngewedang, yang dicetuskan oleh mantan Ketua Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur (Jaktim) Marliyus Marley pada November 2024, awalnya berfokus pada kegiatan touring, seperti perjalanan ke Kintamani dan Singaraja. Nama Ngewedang sendiri adalah singkatan dari “Ngerereh Keluruhan Sane Ledang”, yang menurut Marliyus, berarti tempat untuk belajar dan berkembang bersama.
Marliyus juga menjelaskan bahwa dalam bahasa Bali, ngewedang memiliki arti meminum kopi hangat, yang melambangkan suasana keakraban, kebersamaan, dan kehangatan dalam berkomunitas.
“Kami juga pernah mengadakan acara buka puasa bersama sebagai bentuk kekeluargaan, yang menunjukkan betapa pentingnya semangat kebersamaan dalam komunitas ini,” ucap mantan KPN Timur.
Kedepannya, Marliyus berharap komunitas ini akan semakin aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan lingkungan, dengan tujuan memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Dengan semangat kebersamaan, kepedulian lingkungan, dan nilai-nilai kearifan lokal, Ngewedang menunjukkan bahwa komunitas berbasis hobi pun dapat menjadi agen perubahan yang positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
“Ngewedang Community, wedang dulu, gas kemudian,” tutupnya.
