Banjir

Keadaaan Desa Pongkalaero yang dilanda banjir akibat dampak ekploitasi tambang

Bombana, Metropol – Diguyur hujan selama semalam suntuk telah menyebabkan Desa Pongkalaero, Kacamatan Kabaena Selatan terendam air, Jumat (3/3).

“Banjir yang menimpa Desa Pongkalaero terjadi pada pukul 04.00 dinihari. Banjir bermula pada turunnya hujan pada malam hari sekitar pukul 20.00 hingga pagi hari,”  ujar Rey Azraf warga Desa Pongkalaero.

Lanjutnya, akibat dari banjir tersebut, sejumlah rumah dan kebun warga terendam air, sehingga menyebabkan rumah dan perkebunan warga Desa Pongkalaero rusak parah.

“Selain itu sejumlah fasilitas umum rusak termasuk jembatan dan pipa air bersih,” katanya lagi.

Senada dengan itu, Hasan salah seorang warga Desa Pongkalaero lainnya mengungkapkan, musibah banjir yang menimpa masyarakat barawal dari curah hujan dan angin kencang yang menyebabkan air meluap dan menggenangi rumah masyarakat.

Baca Juga:  Kesenian Tradisional Campursari Genta Buana Meriahkan Acara Bersih Desa Jimbe Kademangan

“Saya baru menyadari air tergenang masuk ke rumah sekitar jam 04.00 pagi. Air masuk ke dalam rumah dan menggenangi seluruh rumah sehingga keadaan di dalam rumah berantakan dan banyaknya lumpur yang berserakan dalam rumah,” katanya.

Sementara itu, Musawir Kepala Dusun Puuwatu mengatakan, banjir yang melanda Desa Pongkalaero terjadi sekitar pukul 04.00 pagi hari. Bahkan kata dia, akibat banjir tersebut beberapa perahu milik warga yang digunakan untuk memancing ikan terbawa arus banjir.

“Banjir yang terjadi saat ini merupakan banjir yang terparah dari sebelumnya,” katanya.

Begitupun menurut Jumhana salah seorang Tokoh Masyarakat Desa Pongkalaero yang mengatakan, banjir yang melanda desanya diakibatkan maraknya kegiatan pertambangan yang tidak ramah lingkungan.

“Sehingga terjadi penggundulan hutan dan juga jarak antara perkampungan dan kegiatan pertambangan  cukup dekat,” kata Jumhana.

Baca Juga:  Kesenian Tradisional Campursari Genta Buana Meriahkan Acara Bersih Desa Jimbe Kademangan

Dia pun menyesalkan aktifitas pertambangan yang melakukan eksploitasi lahan tanpa mempertimbangkan akibat buruk yang akan melanda warga Desa Pongkalaero. Kata dia yang lebih menyakitkan lagi adalah perusahaan yang melakukan aktifitas pertambangan seakan menutup mata dengan kondisi yang menimpa Desa Pongkalaero saat ini.

“Belum ada uluran tangan dari perusahaan untuk warga korban banjir,” sesalnya.

Dia berharap agar pemerintah  mengambil tindakan tegas terhadap perusahaan yang telah melakukan kerusakan di Desa Pongkalaero.

“Perusahaan tambang harus bertanggung jawab atas kerugian milik warga,” tegasnya.

Untuk diketahui, perusahaan tambang yang telah melaksanakan aktifitas eksploitasi di Desa Pongkalaero adalah PT. Tekonindo dan PT Tambang Bumi Sulawesi.

(Tim Metropol)

KOMENTAR
Share berita ini :