Bekasi, Metropol. – TNI Angkatan Darat (AD) mengerahkan pasukan untuk mencegah aksi begal yang marak belakangan ini. Pada wilayah Dandim 0507 Kota Bekasi, sebanyak satu pleton yang terdiri dari 20-30 orang dikerahkan mencegah aksi begal dengan mendata penghuni kontrakan, berikut sepeda motor yang digunakan.
“Selain wilayah Dandim, masing-masing Koramil juga mengerahkan pasukannya melakukan usaha pencegahan di seluruh Kecamatan,” kata Dandim 0507 Bekasi Letnan Kolonel (inf) Yuda Rismansyah kepada wartawan di kantornya, Senin (9/3).
Selain mengerahkan pasukan, Dandim 0507 juga merekrut Intelijen masyarakat untuk membantu TNI di lapangan. Intelijen masyarakat adalah mereka yang paham wilayah, serta memahami situas masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Sasaran operasi adalah warga pendatang yang mencurigakan. Pasukan melakukan pendataan identitas, dan sepeda motor yang digunakan.
“Para begal itu melakukan aksinya menggunakan sepeda motor hasil rampasan, jika ada warga yang bergonta-ganti sepeda motor dalam waktu singkat harus diawasi dengan cara didata,” katanya.
TNI di wilayah Kota Bekasi juga telah melakukan pemetaan terhadap wilayah rawan begal, yakni wilayah-wilayah pinggiran yang berbatasan dengan Bogor, Depok, dan Jakarta. Seperti Kecamatan Bantargebang, Jatiasih, dan Cibubur. Sampai saat ini, kata Letkol Yuda, TNI belum pernah melakukan penyergapan langsung terhadap pelaku begal.
“Namun jika pada keadaan tertentu diperlukan menangkap pelaku akan kami lakukan. Setelah itu kami serahkan kepada Kepolisian,” katanya.
Letkol Yuda menjelaskan, Intelijen TNI AD terus bergerak secara bergantian di semua wilayah. Setiap Sabtu dan Minggu, pasukanmelakukan razia kendaraan bersama Kepolisian Metropolitan Bekasi Kota. “Kami juga aktif menggelar patroli mandiri pada malam hari,” katanya.
Kepala Kepolisian Resort metropolitan Bekasi Kota Komisaris Besar Rudi Setiawan menjelaskan, anggotanya rutin menggelar razia kendaraan secara besar-besaran. “Terutama di jalur rawan aksi begal,” katanya.
Rudi menjelaskan, aksi begal telah terjadi dua kali. Satu di wilayah Bekasi Utara yang pelakukanya telah diringkus. Satu lagi di wilayah Jatiasih yang hingga kini belum terungkap. (Yuyung P)