
Danyon Pamtas 621/Manuntung, Letkol Inf Rio Neswan, SE saat pemaparan dihadapan 133 warga Sebatik pada dialog kebangsaan, di Hotel Aniar Desa Sei Nyamuk, Sebatik Timur, Kamis (23/11).
Nunukan, Metropol – Sebanyak 133 warga Sebatik yang terdiri dari berbagai elemen mengikuti dialog kebangsaan dengan tema “Memaknai Hari Pahlawan Melalui Cinta Tanah Air dan Toleransi Umat Beragama” di Hotel Aniar Desa Sei Nyamuk, Sebatik Timur, Nunukan, Kamis (23/11).
Dalam kegiatan dialog yang diakomodir oleh Forum Bela Negara (FBN) Sebatik itu menghadirkan pemateri Danyon Pamtas 621/Manuntung, Letkol Inf Rio Neswan, SE dengan materi bela negara zaman sekarang dan Kapolsek Sebatik Timur AKP Oman Purnama yang diwakili oleh Kapospol Subsektor Sebatik Timur Ipda Widodo dengan materi Bhabinkamtibas perbatasan.
Camat Sebatik Timur Wahyuddin mengatakan dialog tersebut sangat baik karena dapat meningkatkan jiwa nasionalisme warga Sebatik sebagai salah satu daerah garda terdepan Indonesia.
Selain itu kata dia untuk menggugah semangat cinta tanah air di tengah ketertinggalan Sebatik dengan daerah Tawau, Malaysia yang dikhawatirkan akan mampu menggeserkan semangat nasionalisme dan kecintaan warga Sebatik terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kita cukup apresisasi dengan kegiatan-kegiatan positif seperti ini. Sebatik yang hanya di kenal sebagai salah satu jalur empuk peredaran narkoba akan bisa di kurangi dengan jiwa nasionalisme warga sebatik sebagai warga perbatasan,”ujar, Camat Sebatik Timur.
Menurut Wahyuddin, kegiatan dialog kebangsaan cukup penting untuk terus di laksanakan di Sebatik.
Tidak hanya itu kata dia, masyarakat juga di minta untuk ikut serta dalam menghilangkan paradigma warga Indonesia terhadap Sebatik yang dikenal dengan jalur-jalur ilegal serta peredaran narkoba lintas negara.
“Saya tidak setuju kalau ada yang mengatakan Sebatik ini tidak maju-maju. Dulu Sebatik hanya ada dua desa dengan satu kecamatan, sekarang sudah berkembang menjadi 19 desa dengan 5 kecamatan. Makanya warga punya tanggung jawab untuk mengubah pikiran-pikiran negatif tentang Sebatik yang di kenal dengan peredaran narkoba serta jalur ilegalnya,” tegasnya.
Berdedarnya isu bahwa pudarnya jiwa nasionalisme warga perbatasan yang dikarenakan ketergantungan dengan negara tetangga, Malaysia ditepisnya dengan tegas. Bahkan Wahyuddin menganggap bahwa isu tersebut hanya sekedar isu yang hanya akan merusak nama baik warga di perbatasan.
“Sekarang Sebatik sedang di perjuangkan untuk menjadi salah satu Daerah otonomi Baru (DOB) di Indonesia. Jangan sampai hanya gara-gara isu negatife yang beredar, maka DOB itu tidak bisa terealisasi. Makanya para generasi penerus yang ada di Sebatik harus benar-benar menjaga nama baik Sebatik dengan terus tingkatkan jiwa nasionalisme sebagai warga perbatasan,” harapnya.
(Ram/Guntur)