
Simulasi latihan antara tim VBSS KRI Bung Tomo-357 dan BRS UNIAO F-45 (Brazil) yang digelar di laut Mediterania.
Lebanon, Metropol – Tim Visit, Board, Search and Seizure (VBSS) KRI Bung Tomo-357 memeriksa sebuah Kapal Brazil di perairan Laut Meditarania, Kamis (27/7).
Dalam release yang diterima Kantor Redaksi Metropol, Sabtu (29/7), PDMC Chief MCOU UNIFIL Lettu Inf Hasmuliadi mengatakan, tindakan awak KRI tersebut dilakukan setelah melaksanakan prosedur hailing terhadap salah satu kapal yang terdeksi di radar navigasi KRI Bung Tomo-357.
Saat itu diketahui bahwa, kapal tersebut merupakan kapal berbendera Brasil yang sedang berlayar menuju pelabuhan Beirut.
Lanjutnya, hal itu juga sesuai dengan laporan Intelijen dari Anglatan Laut Lebanon (LAF Navy) yang menyatakan bahwa kapal Brasil tersebut telah lama dicurigai membawa barang-barang ilegal yang dapat mengancam perdamaian di Lebanon.
Sehingga kata dia, dengan sigap Perwira jaga anjungan segera melaporkan hal tersebut kepada Komandan KRI Bung Tomo-357 Kolonel Laut (P) Heri Triwibowo.
Selaku Komandan KRI, Kolonel Laut (P) Heri Triwibowo segera memerintahkan Tim VBSS KRI Bung Tomo-357 untuk melaksanakan Boarding Party sebagai tindakan pencegatan terhadap kapal sasaran guna melaksanakan pemeriksaan kapal, muatan, dokumen, dan penumpang di kapal tersebut, yang sebelumnya telah diperintahkan melalui radio komunikasi untuk berhenti.
Sekoci RHIB KRI Bung Tomo-357 bergerak cepat dengan membawa 1 tim VBSS yang terdiri dari 8 personel menuju VOI (Vessel of Interest) dan 1 personel sniper ditempatkan di geladak anjungan KRI Bung Tomo-357 guna mengantisipasi dari jauh akan adanya tindakan yang dapat membahayakan keselamatan tim VBSS.
“Selama di sekoci pada saat bergerak menuju VOI, personel tim VBSS selalu mengambil posisi siaga dengan senjata tetap membidik ke arah VOI,” ujarnya.
Setelah memutari VOI dengan gerakan zig zag, sekoci yang berisi personel VBSS akhirnya merapat di lambung kanan kapal Brasil tersebut dan satu persatu tim VBSS bergerak naik ke kapal secara berurutan dan selalu waspada.
Setelah berhasil onboard di VOI, seluruh anggota tim VBSS melaksanakan pergerakan taktis menuju anjungan melalui jalur geladak terbuka yang bertujuan untuk menguasai anjungan.
“Pergerakan ke anjungan dilaksanakan atas perintah Dantim VBSS dan dengan kewaspadaan yang tinggi. Pergerakan tim VBSS langsung menuju anjungan untuk bertemu dengan nahkoda dan meminta persetujuan nahkoda untuk dilaksanakan penggeladahan VOI,” jelasnya.
Setelah mendapatkan persetujuan dari nahkoda, Dantim VBSS kemudian membagi tugas untuk memeriksa personel ABK VOI, ruangan-ruangan, dan sebagian standby di anjungan. Pemeriksaan dan penggeladahan dimulai dengan pemeriksaan dokumen lengkap VOI, pemeriksaan ABK dan pemeriksaan tempat-tempat mencurigakan.
“Saat penggeladahan, tim VBSS KRI Bung Tomo-357 menemukan lokasi mencurigakan tempat penyimpanan barang ilegal, sehingga Dantim VBSS memerintahkan 2 orang anggotanya memeriksa lokasi tersebut,” imbuhnya.
Setelah penggeladahan yang disaksikan sendiri oleh nahkoda VOI, ditemukan beberapa benda ilegal yang disimpan di ruangan kosong. Nahkoda VOI tersebut akhirnya diamankan bersama para ABK nya untuk diserahkan kepada pihak Angkatan Laut Lebanon. Sementara VOI dikawal hingga ke pangkalan AL Lebanon terdekat.
Untuk diketahui rangkaian peristiwa diatas merupakan simulasi latihan antara tim VBSS KRI Bung Tomo-357 dan BRS UNIAO F-45 (Brazil) yang digelar saat melaksanakan operasi pengamanan di laut Mediterania.
Latihan tersebut digelar guna meningkatkan kemampuan tiap-tiap personel tim pemeriksa serta untuk menjaga sinergitas antara unsur-unsur Maritime Task Force (MTF) UNIFIL.
(M. Daksan)