14

Blitar, Metropol – Satu lagi korban Demam Berdarah (DB) di Kabupaten Blitar, kali ini balita asal Sutojayan Kabupaten Blitar, meninggal akibat DB. Serangan Demam Berdarah semakin menggila di Kabupaten Blitar setelah Jemani, asal Tulung Rejo, Kecamatan Wates. Kembali jatuh korban seorang balita asal Sutojayan juga meninggal akibat

Bocah malang tersebut bernama Rofi Al Rizal yang masih berusia 5 tahun, dia berasal dari lingkungan Kedung Bunder Kelurahan Sutojayan, Kabupaten Blitar. Atik salah satu kerabat Rofi mengatakan, “yang bersangkutan meninggal karena DB yang tak terdeteksi dini. Lanjutnya dikatakannya bahwa orang tua Rofi sudah sempat mendatangi empat Dokter untuk memeriksa keadaan Rofi anaknya. Ketika diperiksa empat dokter tersebut tidak bisa mendeteksi sakitnya Rofi. Sehingga orang tua korban tidak tahu kalau anaknya terkena DB,” ungkap Atik.

Wanita ini menjelaskan, orang tua korban baru mengetahui kalau Rofi terkena DB setelah diperiksakan di Rumah Sakit Daerah (RSD), Mardi Waluyo Kota Blitar. Setelah diperiksa di rumah sakit tersebut Rofi diminta opname. Namun saat itu kondisi kesehatan sudah memburuk dan sudah mengalami pendarahan di paru-paru. Sehingga nyawanya tidak tertolong. “Rofi termasuk salah seorang penderita DB yang terlambat ditangani tenaga medis,” imbuhnya.

Baca Juga:  PKDI Kabupaten Blitar Resmi Dikukuhkan, Ketua DPC : Kami Ada Untuk Merangkul

Pihaknya berharap agar tenaga medis supaya lebih peka terhadap gejala atau tanda-tanda Demam Berdarah. Seperti kasus empat dokter yang merawat Rofi semuanya berada di Kabupaten Blitar tetapi mereka tidak dapat mendeteksi secara dini pasien terkena DB apa tidak. Pihak keluarga juga sempat heran masak empat dokter tidak bisa mendeteksi DB. “Padahal sebelum meninggal, sempat demam tinggi selang sehari sudah kembali normal. Tapi hal itu terjadi berulang-ulang,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Kuspardani melalui Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan Penyakit Eko Wahyudi mengatakan, menurut data yang di terima jumlah pasien DB meningkat. Jika pada hari Selasa (3/2) jumlah penderita DB sebanyak 57 pasien, sekarang terhitung hari ini bertambah 63 pasien. “Selang sehari jumlah penderita DB bertambah enam orang,” ungkapnya.

Baca Juga:  Kesenian Tradisional Campursari Genta Buana Meriahkan Acara Bersih Desa Jimbe Kademangan

Tidak hanya jumlah penderita DB yang bertambah, angka kematian akibat DB juga semakin meningkat. Setdaknya dalam waktu tiga hari ada dua penderita DB yang meninggal dunia. Terkait hal tersebut Dinas Kesehatan akan mengintensifkan penelitian epidemologi (PE) di daerah yang warganya terserang DB. Hal itu dilakukan untuk memberantas perkembangbiakan nyamuk Aides Aigepty. “Biasanya jika banyak yang terserang DB lingkungan tersebut banyak nyamuk penyebab DB,” jelasnya.

Untuk itu hari ini Kepala Puskesmas berkumpul untuk mengadakan penelitian dan penyuluhan tentang perkembangan serangan nyamuk yang mengakibatkan DB di wilayah Kabupaten Blitar dan sekitarnya. (IP)

KOMENTAR
Share berita ini :