Jakarta, Metropol – PPWI Nasional bekerjasama dengan panti Asuhan Yatim-Piatu Yayasan Siti Khadijah Al-Kubra telah berhasil menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Jurnalistik Warga bagi Anak Yatim-Piatu dari tanggal 10 s/d 12 Oktober 2015, bertempat di Panti Asuhan Yatim-Piatu Siti Khadijah Al-Kubra. Sebanyak 20 anak yatim-piatu, terdiri dari 15 anak binaan panti dan 5 orang dari luar panti mengikuti pelatihan ini. Mereka rata-rata bersekolah di jenjang pendidikan SMP dan SMA/SMK. Selain Ketua Umumnya, Wilson Lalengke, PPWI juga menghadirkan 5 orang trainer lainnya, yakni: Mung Pujanarko, Sifra Susi Langi, Agung Sedayu Widi, Duta PPWI Faika Putri, dan fotografer Yosef Ferdiyana.
Dalam acara pembukaan, Wilson Lalengke menyampaikan bahwa kegiatan ini dapat terselenggara berkat dukungan dan bantuan dari IFP Alumni Awards Team, yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat, yang telah memberikan dana subsidi kegiatan sosial yang diberikan melalui dia sebagai salah satu alumni penerima beasiswa International Fellowships Program (IFP) Ford Foundation. “Kegiatan ini boleh terlaksana berkat dukungan dana dari IFP Alumni Awards Team yang telah memberikan kesempatan kepada para alumni untuk mendapatkan dana kegiatan pemberdayaan masyarakat, yang salah satu penerimanya adalah saya sebagai alumni IFP,” kata Wilson.
Ia kemudian menyampaikan juga rasa terima kasih dan penghargaan yang tiada terhingga kepada Pengurus Panti Asuhan Yatim-Piatu Siti Khadijah Al-Kubra yang telah berkenan bekerjasama menyukseskan kegiatan pelatihan tersebut. Panti asuhan ini menyediakan tempat berupa aula dan anak binaan panti untuk dilatih. “Atas nama pribadi sebagai alumni IFP dan PPWI, saya menyampaikan terima kasih kepada pihak pengelola Panti Asuhan Yatim-Piatu Siti Khadijah Al-Kubra atas kesediaan bekerjasama menyediakan tempat dan anak binaannya untuk pelatihan jurnalistik warga ini,” imbuh Wilson.
Dudi Misky, kepala pengelola Panti Asuhan Yatim-Piatu Siti Khadijah Al-Kubra, dalam sambutannya menyatakan rasa syukur dan terima kasih atas kerjasama pelatihan dari PPWI ini. “Secara jujur, untuk melakukan kegiatan pelatihan yang kami biayai sendiri sungguh amat sulit. Keadaan dan kondisi panti tidak memungkinkan kami untuk menyelenggarakan kegiatan seperti ini, terutama karena keterbatasan dana kegiatan. Jadi, kami sangat berterima kasih atas kerjasama pelatihan dengan sponsorship dari mitra kerja PPWI,” ujar Dudi dalam sambutannya.
Kami berharap, demikian lanjut Dudi, semoga kegiatan berjalan dengan lancar, anak-anak dapat mengikuti pelatihan jurnalistik warga dengan baik, dan tentu saja akan menambah pengetahuan, wawasan dan keterampilan menulis maupun fotografi sebagai bekal mereka di kemudian hari. Ia juga berpesan agar para peserta mengikuti pelatihan ini dengan serius dan menyerap ilmu serta keterampilan jurnalistik dengan maksimal.
“Anak-anak mesti memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya, ini kesempatan yang amat baik, jarang bisa didapatkan, pergunakan sebaik mungkin dan belajarlah menulis, belajar menjadi jurnalis warga sejak masih muda, pasti nanti akan bermanfaat dalam hidup anak-anak semuanya,” demikian pesan Dudi kepada peserta yang hadir.
Materi pelatihan yang diberikan meliputi Pengantar Jurnalisme Warga dan Pengenalan PPWI, Dasar-dasar Jurnalistik, Menulis Cepat (Quick News), Menulis Deskriptif (Feature), dan Fotografi Jurnalistik. Selain itu, juga diberikan tambahan materi berupa Etika Jurnalisme Warga dan Komunikasi Publik. Sebagai hasil pelatihan, setiap materi disertai praktek membuat berita dan artikel pada setiap sesi latihan. Kecuali untuk fotografi, praktek kurang berjalan dengan baik karena kesulitan sarana dan peralatan foto yang dibutuhkan. Namun, secara umum, hasil pelatihan ini cukup baik, terutama dari sisi jurnalistik tulis. Setiap peserta pelatihan dapat membuat tulisan seperti berita pendek Quick News, menulis deskriptif, dan menulis profil diri sendiri.
Dari beberapa tulisan yang dihasilkan, yang kemudian dibacakan oleh penulisnya di depan teman-teman dan narasumber, kisah mengharukan bermunculan. Yohandi misalnya, anak usia 13 tahun yang saat ini duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama kelas 7 itu, dalam hasil karyanya berupa profil pribadi, dia menceritakan bagaimana latar belakangan kedua orangtuanya yang akhirnya berpisah, dan sejak ia berusia 8 tahun belum pernah bertemu ayahnya lagi. Kerinduan akan sosok ayahnya selalu hadir setiap ia menghadapi masalah. Beruntung, ia memiliki pengasuh panti yang baik dan bersifat kebapakan, juga kehadiran kakak-nya Royani, yang juga menjadi salah satu penghuni panti tersebut, menjadi penghibur dirinya setiap merindukan ayahnya itu.
Semangat belajar dan berjuang keras untuk mewujudkan impian, menaklukkan masalah-masalah hidup yang melanda, bahkan cita-cita untuk membahagiakan orangtuanya yang masih hidup, juga menjadi tema yang dominan dalam beberapa hasil karya para peserta pelatihan. Hidup yang keras ditinggal wafat bapak, atau ibu, atau keduanya, mewarnai beberapa karya tulis sebagai hasil praktek menulis selama 3 hari pelatihan. Suasana haru, bahkan isak-tangis beberapa kali mewarnai ruang pelatihan di kala peserta membacakan karya tulisnya yang mengharukan, menceritakan suasana sedih. Bagi narasumber dan PPWI sebagai penyelenggara, keadaan tersebut menjadi barometer keberhasilan pelatihan, setidaknya berhasil mendorong peserta didik untuk menuangkan ide, pemikiran, perasaan, aspirasi, cita-cita, impian, dan tekad mereka ke dalam bentuk tulisan.
Ibu Sifra Susi Langi, salah satu narasumber menyampaikan dalam bagian materinya bahwa salah satu manfaat menulis adalah sebagai terapi pengobatan, khususnya mengobati rasa rindu, rasa sedih, rasa kesal, rasa marah, dan berbagai beban psikis lainnya. “Menulis amat bermafaat untuk terapi pengobatan, bagi penyembuhan jiwa. Dengan menulis, dapat mengurangi beban psikologis seseorang, sehingga setelah menuliskan perasaannya, ia akan merasa lebih lega, lebih ringan terasa di pikiran, hati terasa lebih lapang,” demikian pesan Susi yang merupakan penulis buku-buku motivasi ini.
Walaupun tempat pelatihan berpindah-pindah dari awalnya di aula panti di hari pertama, kemudian berpindah ke ruang masjid, karena ada renovasi aula, namun secara umum pelatihan sudah berjalan dengan baik, lancar, dan memberikan hasil maksimal kepada peserta pelatihan. Pelatihan ditutup pas pukul 16.00 wib, pada Senin (12/10/2015) dengan pemberian penghargaan dari PPWI kepada Panti Asuhan Yatim-Piatu Siti Khadijah Al-Kubra, penghargaan kepada para narasumber, dan sertifikat pelatihan kepada seluruh anak yatim-piatu peserta pelatihan. Selain itu, kepada semua peserta, juga diberikan ID Card Citizen Journalist PPWI.
Seusai pelatihan 3 hari, kegiatan masih akan berlangsung selama 3 bulan kedepan, yakni melalui pemberian bimbingan jurnalistik. Setiap narasumber diberikan tugas membimbing 5 orang anak yatim-piatu peserta pelatihan ini. Dengan bimbingan tersebut, diharapkan agar setiap anak akan membuat satu hasil karya jurnalistik setiap minggunya. Karya-karya yang masuk dari anak-anak yatim-piatu tersebut akan dilombakan dan diberikan penghargaan atau hadiah. Bahkan, jika memungkinkan, tulisan-tulisan yang dinilai bagus, menginspirasi, dan berbobot, akan dipublikasikan dalam bentuk buku. (MP/APL)