68

Bogor, Metropol – Penolakan keras dalam sebuah pertemuan dengan aksi pembubaran diri menjadi suatu tamparan keras bagi PT Antam. Ketidak sinkronisasi ini membuktikan bahwa management yang diterapkan tidak sejalan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Pertemuan yang bertempat di Hotel Santika antara masyarakat Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, senin (2/2/2015), yang dihadiri oleh 11 Kepala Desa, BPD, Muspika, Forum Komunitas Masyarakat Kecamatan Nanggung (FKMN), Paguyuban Karyawan Pribumi (PKP) dan sejumlah tokoh masyarakat dengan PT. Antam dari pusat yang di wakili oleh Abdul Sadat Vice President Government and External Relation, tidak mendapatkan hasil apapun. Harapan dalam pertemuan ini bahwa PT Antam dapat menghadirkan pemutus sebuah kebijakan langsung, agar dapat memberikan sebuah keputusan terhadap permintaan aspirasi masyarakat, atau setidaknya memberikan jalan keluar bagi permasalahan yang terjadi, terkait kebijakan management yang diterapkan di UBPE Pongkor tidak sejalan dengan kehidupan dan lingkungan masyarakat Kecamatan Nanggung.

Beberapa aspirasi masyarakat yang dituangkan dalam sebuah surat kepada PT Antam antara lain :

  1. Unsur pimpinan PT Antam Tbk. Pongkor yang saat ini Arogan.
  2. Ketidak transfaransi program CSR
  3. Penanganan kasus hukum terkait ilegal mining warga masyarakat Kecamatan Nanggung tidak mengindahkan musyawarah kekeluargaan
  4. Perekrutan ketenaga kerjaan Nepotisme, dan
  5. Menyarankan PT Antam pusat untuk mengadakan evaluasi terhadap kinerja pimpinan PT Antam Tbk. UBPE Pongkor yang saat ini masih ada kaitan saudara atau hubungan keluarga satu sama lainnya.
Baca Juga:  HUT ke XXII Dharmayukti Karini Bertemakan Wanita Tangguh Wujudkan Organisasi Yang Profesional dan Modern

Menurut Kepala Desa Nanggung Pepen Sopandi saat ditemui di kantornya, bahwa selama satu tahun lebih sejak kepemimpinan managemen yang baru PT Antam Tbk. UBPE Pongkor tidak sinkron dengan masyarakat, pemerintah desa, LSM dan tokoh masyarakat Kecamatan Nanggung, sehingga kekecewaan tersebut membuahkan sebuah aspirasi yang harus disampaikan kepada PT Antam pusat dengan harapan dapat segera ditanggapi dan direspon secepatnya, akibat keterlambatan respon dan ketidakpekaan terhadap suatu masalah yang terjadi, sehingga berdampak kepada pertemuan tersebut yang disikapi protes dengan pembubaran diri.

“Saya atas nama masyarakat Kecamatan Nanggung memohon maaf kepada PT Antam pusat khususnya pak Abdul Sadat atas terjadinya insiden protes pembubaran diri, kejadian ini diluar kendali kami dan mohon dimaklum, karena masyarakat memendam kekecewaan ini cukup lama yang pada akhirnya termuntahkan,” ungkap Kepala Desa Nanggung.

Baca Juga:  HUT ke XXII Dharmayukti Karini Bertemakan Wanita Tangguh Wujudkan Organisasi Yang Profesional dan Modern

Permasalahan antara PT Antam Tbk. UBPE Pongkor dengan jajaran pemerintahan desa dan masyarakat Kecamatan Nanggung tidak dapat disepelekan, karena menurut Pepen Sopandi jika PT Antam tidak cepat menanggapi permasalahan ini maka masyarakat, Pemerintah Desa, LSM/Ormas dan para tokoh masyarakat Kecamatan Nanggung akan melakukan demo ke kantor PT Antam pusat di Jakarta.

“Saya mohon kepada PT Antam pusat agar segera menindaklanjuti permasalahan ini secepatnya, karena jika ini tidak ditanggapi kembali, saya khawatir masyarakat akan melaksanakan demo ke kantor pusat.” ungkap Pepen Sopandi. (Jajang Rukmana)

KOMENTAR
Share berita ini :