Jakarta, Metropol – Mayjen TNI Winston P Simanjuntak dan Komandan Kodim (Dandim) 0316/ Batam Letkol Infanteri Josep Tarada Sidabutar yang kuat diduga terkait insiden bentrok TNI versus Polri di Batam beberapa waktu lalu, dinilai langkah yang kurang tepat.
Pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengatakan, langkah pencopotan keduanya tidak menjamin dapat meredam potensi bentrok kedua aparat penegak hukum itu kembali terulang.
Menurutnya, harus jelas variabel atau tolak ukur penyebab pencopotan yang bersangkutan. Pasalnya, jangan sampai hukuman itu melampaui kesalahannya.
“Yang penting, sebenarnya diselidiki dengan seksama apa embrio masalah yang mendasar sehingga bentrok itu ada terus menerus,” terang Susaningtyas.
Mantan anggota Komisi I DPR RI ini menambahkan, dalam menyikapi bentrokan TNI AD dan personel Brimob Polri, hendaknya masing-masing institusi berpikir jernih dan lebih mengedepankan aspek moralitas. “Dalam arti menghargai pengorbanan pendiri dan pendahulu institusi TNI dan Polri,” jelasnya.
Sebelumnya, Panglima Kodam (Pangdam) I Bukit Barisan Mayjen TNI Winston P Simanjuntak dan Komandan Kodim (Dandim) 0316/ Batam Letkol Infanteri Josep Tarada Sidabutar telah dicopot jabatan dari kesatuannya. Keduanya dicopot terkait bentrokan antara Polri dengan TNI di Batam beberapa waktu yang lalu.
“Di posisi tentara sudah ada. Kodam I kan Panglimanya ganti, Dandim juga diganti,” kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Ryamizard mengatakan, tidak hanya Pangdam dan Dandim, sejumlah prajurit yang terlibat bentrokan juga akan dipecat. (MP)
