Sukabumi, Metropol – Sejumlah pemulung yang biasa beraktivitas disekitar Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Cikundul, di Kampung Saluyu, Kelurahan Situmekar, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi, mengaku sangat sulit untuk menyewa rumah susun sederhana sewa (rusunawa), yang besaranya berkisar Rp 250.000 hingga Rp 350.000. Pasalnya harga sewanya tersebut dinilai terlalu mahal.
Demikian dikatakan salah seorang pemulung saat ditemui disekitar lokasi TPSA Cikundul, Kamis (5/2/2015). Secara pribadi, ia mengaku sangat ingin menghuni rusunawa tersebut, namun ia juga mengaku tidak mampu untuk membayarnya. “Sebetulnya saya ingin mencoba menyewa bangunan rusunawa yang kini lokasinya tidak jauh dari area TPSA. Tapi karena harga sewanya terlalu mahal, jadi saya lebih memilih hidup diatas bangunan gubuk seadanya,” katanya.
Menurutnya, besaran tarif sewaan rusunawa dirasakan sangat memberatkan, apalagi penghasilan dari pengumpulan sampah sangat pas-pasan. Jadi boro-boro bisa untuk menyewa rusunawa untuk makan sehari-hari saja sudah sangat beruntung. “Lain halnya kalau pemerintah memberikan kebijakan kepada para pemulung yang ada agar biaya sewanya lebih murah atau memperoleh subsidi dari pemerintah,” imbuhnya.
Kalau tarif sewa rusunawa besarannya tidak diturunkan, lanjutnya, kemungkinan minat masyarakat untuk menyewa bangunan rusunawa sangat kurang. Selain karena akses jalan kepusat perkotaan kecamatan sangat jauh, juga sarana prasarana dilokasi rusunawa masih sangat minim. “Sebenarnya para pemulung disini sendiri banyak yang berminat untuk menyewa bangunan rusunawa. Hanya saja, karena terbentur biaya jadi banyak yang mengurungkan niatanya,” ujar Yuyu.
Diketahuinya, sebetulnya banyak yang berminat untuk menghuni rusunawa tersebut, tapi malah menjadi mengurungkan niatanya karena terlalu mahalnya biaya sewa rusunawa. Oleh karena itu, para pemulung berharap, agar pemerintah bisa memberikan toleransi untuk menurunkan harga sewa rusunawa tersebut. “Kalau harga sewa rusunawa bisa diturunkan kemungkinan minat masyarakat untuk menyewa rusunawa akan meningkat. Tidak seperti sekarang ini banyak warga yang mengurungkan niat untuk menyewa bangunan rusunwa,” timpal salah salah seorang pemulung lainnya, Mamas.
Mamas menjelaskan, dampak kurangnya peminat penyewa disana, otomatis jumlah penghuni rusunawa pun sangat terbatas. Dari jumlah ruangan rusunawa sekitar 99 ruangan bisa diperkirakan hanya 25 persen atau 30 persen yang terisi. Jadi sisanya kosong tanpa ada penghuni. “Para calon penghuni rusunawa mayoritas keluhanya terlalu mahalnya biaya sewanya, disamping minimnya sarana prasarana disekitar rusunawa. Seperti air bersih dan sarana penerangan dan lain-lainya,” paparnya.
Keluhan lainnya, tidak adanya penyediaan sarana transportasi menuju lokasi rusunawa. Untuk bisa sampai menuju rusunawa para penghuni harus berjalan kaki hingga beberapa ratus meter ke badan jalan umum diruas Jalan Saraksa-Garuda. “Itupun penyediaan sarana transportasi berupa angkutan umum perkotaan yang melayani akses jalan kesana sangat terbatas. Angkutan umum hanya bisa beroperasi mulai pukul 05.00 WIB pagi hingga pukul 15.00 WIB,” keluhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman (Distarumkim) Kota Sukabumi Rudi Djuansyah mengungkapkan, biaya sewa rusunawa sudah sesuai dengan standar umum, selain biaya ekonomis untuk pemeliharaan bangunan rusunawa. “Kalaupun ada keluhan mengenai terlalu mahalnya biaya sewa rusunawa hal yang wajar,” ungkap Rudi saat dihubungi selulernya.
Sekedar diketahui, rusunawa yang beralamat di Jalan Lingkar Selatan, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi sudah siap diserah terimakan pengelolaan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI kepada pemerintah kota setempat.
“Saat ini realisasi pembangunan rusunwa sudah mencapai 100 persen, jadi kini kami tinggal menunggu berita acara serah terima pengelolaan,” bebernya. Rusunawa dibangun lima lantai dengan kapasitas 99 petak. Rusunawa ini berada di daerah yang cukup strategis karena dekat dengan jalan raya. Hal ini akan memudahkan masyarakat dalam melakukan berbagai aktivitas. Untuk saat ini pendaftaran masih belum dibuka karena masih dalam pemeliharaan oleh pihak ketiga, yakni pengembang hingga enam bulan ke depan.
“Rusunawa ini diharapkan bisa membantu warga yang kurang mampu yang belum memiliki rumah sendiri sehingga bisa menempati rusunawa itu dengan harga sewa yang lebih terjangkau,” seraya menambahkan, aliran listrik dan sarana air bersih masih belum siap. Rencananya, pemasangan fasilitas tersebut akan dilaksanakan tahun ini juga dengan menggunakan APBD Kota Sukabumi 2015. (Dedi Hendra)