Jakarta, Metropol – Pasca pengungkapan 800 kilogram (kg) sabu yang melibatkan 9 tersangka, termasuk warga Hong Kong dan Malaysia, penyidik Badan Nasrkotika Nasional (BNN) mulai Selasa (6/1) akan memeriksa empat lokasi yang selama ini disinyalir dijadikan markas peredaran atau distribusi barang “haram” oleh tersangka dengan sasaran Jakarta dan kota besar lain di Indonesia.
Kepala Bidang Humas BNN, Kombes Pol Soemirat mengatakan, empat lokasi yang diperiksa terdiri dari dua apartemen, satu rumah di pemukiman dan sebuah kapal nelayan yang selama ini digunakan untuk mengangkut narkoba antar pulau oleh jaringan kesembilan pelaku.
Menurut Soemirat, pemeriksaan empat lokasi sangat penting mengingat barang bukti yang disita didapat dari lokasi terpisah, sehingga tidak menutup kemungkinan para pelaku masih memiliki bukti-bukti lain yang tersebar pada tempat terpisah.
“Dari sembilan pelaku, diduga ada seorang pelaku utama berinisial YW, warga Hong Kong yang sudah 15 tahun tinggal di Indonesia dengan memiliki izin tinggal sementara. YW juga diketahui memiliki istri orang Indonesia dengan dua anak. Sedangkan pelaku lainnya merupakan para kurir yang disinyalir selama ini sebagai pengantar atau perantara narkoba dari hulu ke hilir,” ujar Soemirat saat dikonfirmasi SP, Selasa pagi (6/1).
Juru bicara BNN itu menambahkan, pengungkapan 800 kg sabu ini tidak hanya terbesar di Indonesia, namun juga di Asia. Polri pernah mengungkap sekitar 900 kg sabu, namun barang bukti itu dibongkar berdasarkan hasil operasi. Adapun 800 kg sabu ini adalah hasil perburuan BNN sekitar 3 tahun, mengingat pelaku (jaringan YW) dikenal licik dan menjadi buronan sedikitnya 7 kepolisian internasional. Dengan ditangkapnya YW, diharapkan memutus mata rantai jaringan sabu Indonesia dan Hong Kong.
Mendalami sejauhmana keterlibatan YW dalam jaringan sabu di Indonesia, BNN langsung melakukan koordinasi dengan otoritas kepolisian anti narkoba negara lain. YW dikenal telah menguasai seluk beluk jalur tikus di laut untuk memudahkan distribusi antarnegara di Asia dan provinsi di Indonesia. Selain itu, pihaknya juga terus mendalami keterangan 8 pelaku sama lainnya.
Soal barang bukti 800 kg sabu diakui YW dipasok dari Hong Kong dengan modus pengiriman jalur laut antarnegara sampai masuk ke Indonesia. YW juga telah menguasai peta nelayan Indonesia sehingga distribusi sabu berjalan lancar selama tiga tahun terakhir ini.
Soemirat mengatakan, Kepala BNN telah menginginstruksikan segera menggelar barang bukti itu untuk kepentingan penegakan hukum yang fair dan transparan. (Deni M)