Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam pengarahan pada acara petani dan nelayan yang bertemakan “Tantangan dan Peluang Petani serta Nelayan Dalam Menghadapi Kompetisi Global” di Aula Anjung Mon Matta, Pendopo Gubernur Banda Aceh, Jumat (5/5).
Banda Aceh, Metropol – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, petani dan nelayan adalah manusia-manusia yang luar biasa.
“Mereka adalah pahlawan pertumbuhan ekonomi terkini,” tegas Panglima Gatot kepada para Gubernur, petani dan nelayan dari 34 provinsi di Aula Anjung Mon Matta, Pendopo Gubernur Banda Aceh, Jumat (5/5) kemarin.
Jenderal Gatot Nurmantyo juga mengatakan, sejarah telah mencatat bahwa eksistensi petani dan nelayan telah menyelamatkan Indonesia dari degradasi ekonomi.
Dalam acara yang bertemakan “Tantangan dan Peluang Petani serta Nelayan Dalam Menghadapi Kompetisi Global” Panglima TNI juga menegaskan bahwa, petani dan nelayan adalah pahlawan bangsa yang telah bekerja dan berjuang untuk mewujudkan ketahanan pangan sehingga menyelamatkan Indonesia dari kompetisi global.
“Oleh karenanya, mari bersama-sama kita wujudkan Indonesia sebagai bangsa pemenang,” tegasnya
Mengutip pernyataan Bung Karno pada saat peletakan batu pertama Fakultas Pertanian Universitas Indonesia, Mantan Kasad itu mengatakan, “suatu bangsa apabila kebutuhan pangan rakyat tidak terpenuhi, maka malapetaka. Oleh karena itu, perlu usaha secara besar-besaran, radikal dan revolusioner untuk menyiapkan pangan, dan yang bisa melaksanakan itu adalah para petani,”.
Lebih lanjut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan di penghujung kehabisan energi fosil dunia, Indonesia sebagai salah satu negara equator memiliki kesuburan tanah sehingga dapat ditanami dengan berbagai macam tumbuh-tumbuhan baik tanaman pangan maupun tanaman industri.
“Contohnya tanaman Akasia untuk kertas, di Indonesia bisa tumbuh selama enam tahun, sedangkan di Eropa bisa 12 tahun karena ada musim gugur, dan begitu musim salju daunnya berkembang, kemudian musim semi,” jelas orang nomor satu di jajaran TNI itu.
Dia menegaskan, anugerah tersebut menjadi salah alasan yang memicu terjadinya kompetisi global, sehingga Panglima berharap agar seluruh bangsa Indonesia berhati-hati dalam mengelola anugerah tersebut.
Menurut prediksinya, saat ini ancaman militer terhadap kedaulatan Indonesia belum begitu besar, tetapi ancaman ekonomi khususnya bidang pertanian dan perikanan dapat berdampak pada lemahnya persatuan dan kesatuan bangsa.
“Ancaman ekonomi diarahkan untuk melemahkan sektor pertanian dan perikanan, serta memasok narkoba kepada anak-anak petani agar mereka tidak produktif,” ujarnya.
Jenderal Bintang Empat itu mengingatkan bahwa, pihak asing tidak menginginkan kemajuan ekonomi Indonesia di sektor pertanian dan perikanan, sehingga mereka menghancurkan Indonesia dengan meracuni anak-anak petani dan nelayan melalui narkoba agar generasi yang akan datang ataupun anak-anak tersebut tidak lagi produktif.
Turut hadir dalam acara tersebut diantaranya, Menteri Pertanian Dr. Ir. H.Andi Amran Sulaiman, Asrenum Panglima TNI Laksda TNI Siwi Sukma Aji, Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, Asops Panglima TNI Mayjen TNI Lodewyk Pusung, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, S.Sos., Gubernur Aceh dr. H. Zaini Abdullah, Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Moch. Fachrudin, Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto, S.Sos., M.Si., Aster Kasad Brigjen TN Widagdo H. Sukoco, Aspotmar Kasal Mayjen TNI (Mar) Tommy Basari Natanegara S.E., M.M., dan Aspotdirga Kasau Marsda TNI Agus Munandar.
(M. Daksan/Puspen TNI)