Kondisi keadaan nelayan Kecamatan Bayah saat ini yang hanya menghasilkan tangkapan ikan kecil
Lebak, Metropol – Kebutuhan ikan di wilayah Kecamatan Bayah dan sekitarnya kian hari semakin menurun drastis seiring beralihnya para nelayan di Kecamatan Bayah yang semula menangkap ikan kini menangkap anak dan telur udang lobster (benur).
Menurut seorang aktivis lingkungan, Badin menjelaskan, bahwa peralihan para nelayan memiliki dampak cukup tinggi, sehingga akibatnya harga ikan menjadi mahal dan terjadi kelangkaan ikan di pasar tradisional Bayah.
“Untuk memenuhi kebutuhan ikan segar, para pedagang di Bayah terpaksa harus di pasok dari daerah Binuangeun dan Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Tentunya kondisi ini membuat harga melambung tinggi di pasar Bayah,” katanya kepada Metropol, Sabtu (13/5).
Badin sangat menyayangkan terhadap beralihnya para nelayan Kecamatan Bayah yang kini menjadi penangkap anak dan telur udang lobster (benur).
Badin mengatakan, kondisi ini selain berpengaruh terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat sekitar. Penangkapan anak udang (beneur) merupakan sebuah pelanggaran terhadap Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.1 Tahun 2015 Tentang Larangan Menangkap Anak Udang.
“Tentu ini akan menjadi masalah bagi para nelayan jika adanya penertiban nanti,” imbuhnya.
Badin juga memohon kepada Pemerintah untuk segara mengantisipasi, sehingga keadaan ini selain berdampak terhadap sosial dan ekonomi, menjadi persoalan hukum bagi para nelayan di Kecamatan Bayah.
Sementara Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Binuangeun Dinas Perikanan Kabupaten Lebak, Ahmad Hadi sampai berita ini di publikasikan belum bisa di konfirmasi.
(Dicky/PokjaZona4)