FB_IMG_1595515671664

Jakarta, NewsMetropol – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, mengatakan pembentukan Kostarling dimaksudkan sebgai langkah koordinatif untuk menjembatani produk pertanian dari produsen ke konsumen.

” Selanjutnya untuk menggerakan Kostarling (Komando Strategi Penggilingan Padi red) ini didorong dari permodalan KUR (Kredit Usaha Rakyat red),” ujar SYL saat memimpin rapat koordinasi Kostraling secara virtual hari Rabu (22/7)

Lebih lanjut kata dia, pandemik Covid-19 telah memberi dampak positif bagi pertanian untuk tetap eksis.

Oleh karena itu kata dia, penggilingan harus berputar lebih kuat lagi, karena bisnis pertanian merupakan bisnis yang paling menjanjikan dalam masa pandemi ini.

“Saya yakin bisnis penggilingan hari ini dan besok punya prospek yang bagus. Saya minta kostraling mulai mengembangkan konsepsi, manajemen hulu hilir, meningkatkan SDM, support marketingnya dan mitra off takernya. Kostraling tempat naik kelas bagi penggilingan, bertahap kita ubah ini semua,” ujarnya lagi.

Syahrul berpesan agar Kostraling tidak hanya berfungsi menggiling tapi juga sebagai buffer stock dengan syarat di setiap kecamatan harus kuat dengan gudang yang bagus.

“Sinergi juga harus kuat karena perlu akselerasi perbankan,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi berharap agenda rakor akan memberikan gambaran mekanisme menyerap KUR sehingga target dan serapan berjalan baik serta sebagai wadah diskusi mengatasi masalah di lapangan.

Kata dia, sampai dengan tanggal 18 Juli realisasi KUR subsektor tanaman pangan mencapai Rp 7 triliun yang diambil oleh 320 ribu nasabah.

“Serapannya sekitar 31 persen dan kali ini kami berharap 180an ribu penggilingan diberdayakan supaya mampu menyerap gabah petani, yang dalam hal ini perlu permodalan untuk pabrik, peralatan maupun menambah kapasitas gudangnya,” sebut Suwandi.

Senada dengan hal tersebut, Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso mengungkapkan kondisi kenyataan pada dasarnya sebagian besar penggilingan padi adalah pada skala mikro dan kecil. Ada 9.712 penggilingan kecil dengan 5 sampai 19 orang tenaga kerja serta 149.594 penggilingan mikro dengan 1 hingga 4 orang tenaga kerja.

Dari data tersebut, lanjutnya, penggilingan kecil dan mikro kondisi teknis dan manejemennya lemah sehingga perlu direvitalisasi baik menyangkut manajemen, konfigurasi dan perlengkapan sehingga perlu permodalan dan saluran pemasaran.

“Selama ini revitalisasi dilakukan bertahap namun pembiayaan secara komersial, jadi dirasa memberatkan. Dengan adanya KUR akan sangat penting mempercepat revitalisasi padi. Akan terdapat manfaat seperti penurunan kehilangan hasil, peningkatan rendemen, peningkatan efisiensi dan kualitas beras sehingga akan meningkatkan produksi beras nasional,” ungkap Sutarto

Sutarto menilai kerjasma sinergi hulu hilir petani dan penggilingan sangat diperlukan untuk peningkatan produksi dan stabilisasi harga. Perpadi sangat bangga atas kebijakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam memberikan ruang guna meningkatkan produksi pangan.

“Atas nama anggota Perpadi kami ucapkan terima kasih atas perhatian Bapak Menteri beserta jajajarannya, bagaimana kita membangun penggilingan padi sebagai bagian tak terpisahkan dalam peningkatan produksi pangan,” tuturnya.

Sedangkan Kepala Bidang Perbankan Kemenko Perekonomian Eni Widiyanti mengatakan, revitalisasi penggilingan padi lebih pas digunakan untuk revitalisasi dryer karena sebagian besar penggilingan padi kecil belum memiliki dryer yang memadai

“Saat itu kami selalu lakukan rapat koordinasi di tingkat Kemenko perekonomian dan memang disepakati KUR ini bukan untuk perusahaan besar, tapi untuk mikro dan kecil. Kemudian soal jangka waktu KUR bisa sampai 3 tahun supaya efisien dan efektif,” ujarnya.

“Kami berharap penataan ekosistem dari hulu hilir saat ini sudah menggandeng Bulog, pengusaha pengilingan padi supaya jalin kerjasama dengan Bulog,” pinta Eni.

Selanjutnya perwakilan Bank BRI, Abdi menyebut pada prinsipnya perbankan mendukung penuh program KUR untuk Kostraling.

Tahapan yang menurutnya perlu dilakukan adalah dukungan data untuk bisa diverifikasi dan dilakukan survey pendahuluan, sosialisasi intensif tentang KUR dan perbaikan kelembagan petani oleh dinas terkait.

“Penting juga melakukan review pendataan infrastruktur yang ada sudah memadai belum serta perlunya pembinaan dan monitoring operasional bersama,” ucap Abdi.

Sedangkan perwakilan Perpadi dari Sulawesi Selatan, Amir menyebutkan dalam pekembangan penggilingan padi, plafon Rp.500 juta masih sangat kurang untuk permodalan dan revitalisasi.

Dengan begitu, ia berharap ada kemudahan plafon yang bisa sampai Rp 1 Miliar bagi KUR kecil.

“Selain itu adanya aturan bagi yang sedang memiliki kredit usaha tidak bisa ikut serta KUR menjadi bahan yang diminta untuk dapat dipertimbangkan kembali,” tuturnya.

Untuk diketahui dalam rapat koordinasi Kostarling secara virtual itu diikuti oleh Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), Kementerian Koordinator Perekonomian, Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten serta pihak dari perbankan mitra.

(Red)

KOMENTAR
Share berita ini :