Jakarta, Metropol. Sebagai figur Kapolri yang akan datang diperlukan pimpinan yang reformis, begitu diskusi yang digelar Komite Aksi Mahasiswa dan Pemuda Untuk Demokrasi, di Menteng, Jakarta Pusat baru-baru ini.
Hadir pula narsumber lain yaitu, Neta S. Pane (Indonesian Police Watch), Eggy Sudjana (Pengacara), Hamidah Abdurrahman (Kompolnas).
Aboe Bakar Alhabsy (anggota Komisi III DPR RI) tak memungkiri, dari beberapa nama yang bermunculan untuk mengganti Sutarman adalah sosok Budi Gunawan.
“Secara pribadi dari nama-nama calon yang bermunculan, yang paling kuat, senior dan berprestasi adalah BG (Budi Gunawan). Karena, menudukung salah satu dari mereka adalah hak kita. Saya tidak mengarahkan kalian untuk mengikuti saya,” ungkap Habib dengan panggilan akrab, Senin (5/1/2015).
Meski begitu, politikus PKS itu tetap berjanji akan menjadi sosok yang kritisi dalam menilai kinerja kepolisian.
“Pokoknya yang penting, calon Kapolri itu harus paham birokrasi-reformasi di Polri. Bisa jadi pengayom masyarakat,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ruhut Sitompul, Anggota Komisi III Fraksi Partai Demokrat ini mengatakan banyak usulan, dan salah satunya adalah Budi Gunawan.
“Seperti KSAU dan KSAL dipegang angkatan 83. Kemungkinan Polri juga angkatan 83. Meski ada angkatan 82, tapi kan tidak lama. Dan sepertinya, kawan-kawan mendukung Budi Gunawan,” jelas Ruhut.
Tidak hanya itu, Ruhut pun mengatakan BG adalah sosok negarawan. Dan yang menarik, ketika Ibu Mega jadi Presiden dia hanya menjabat sebagai Kolonel, dan memperoleh bintang di era Presiden SBY, berarti jelas bahwa BG adalah sosok figur yang berkualitas.
“Untuk visi misi Polri ke depan, BG adalah salah satu sosok yang tepat, apalagi dia sekarang pemikirnya kepolisian,” kata Ruhut lagi.
Sementara itu, Neta S. Pane selaku Presidium IPW mengatakan, memang sudah selayaknya Sutarman digantikan sebelum masa jabatannya yang akan habis pada bulan Oktober 2015.
“Kapolri Sutarman harus diganti. Karena munculnya pemerintahan baru dan presiden baru, agar perangkat keamanan bisa lancar dengan kepemimpinan yang baru,” jelas Neta.
Sosok Budi Gunawan menurutnya adalah sosok yang tepat menggantikan Sutarman. Ia pun tak sungkan membeberkan, alasan kenapa dirinya sampai berani mengucap nama Budi Gunawan.
“Dia sosok figur senior dan mudah bergaul. Kita harapkan, dia bisa melakukan perubahan-perubahan dari di Polri. Dia bukan tipe jendreal yang penghianat. Kita melihat, 2015 ini yang cocok menjadi kapolri dari visi-misi yang dia buat adalah Budi sendiri,” tandas Neta.
Pihak Kompolnas sendiri, Hamidah Abdurrahman mengatakan, penseleksian yang sudah dilakukan sejak 6 bulan lalu belum bersifat final.
“Kompolnas belum final untuk memberikan saran dan pertimbangan calon kapolri kepada presiden,” jelas Hamidah.
Meski begitu, ia berharap, kepada calon Kapolri kelak harus mampu menghidupi anggotanya dengan anggaran SDM yang terbatas.
“Tantangannya adalah mampu membiayai SDM yang kuat dengan anggaran yang terbatas. Ya mungkin efek dari situ. Muncul hal-hal yang bikin masyarakat tak percaya kepada polisi,” tandasnya. (Delly M)