Mataram, Metropol. – Kepala Bidang Perencanaan Perum Bulog Divre Nusa Tenggara Barat I Made Agustama mengatakan, stok beras di daerah itu sebanyak 60.000 ton diprediksi mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, hingga lima bulan ke depan.
“Dengan demikian, masyarakat di Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak usah khawatir kekurangan stok beras untuk kebutuhan sehari-hari,” katanya di Mataram, Jumat (13/2).
Apalagi dalam waktu dekat ini, Bulog NTB akan melakukan pengadaan beras dan gabah sebanyak 175.250 ton, yang hasilnya nanti akan dikirim juga ke daerah Nusa Tenggara Timur.
Ia mengakui, pengadaan atau pembelian beras dan gabah dari petani biasanya dilakukan pada Maret. Namun hal itu juga tergantung cuaca, karena curah hujan yang tinggi dapat mempengaruhi masa panen.
“Meski demikian, kami sudah siap membeli dari petani melalui mitra kerja sama yang sudah ada,” ujarnya.
Menyinggung tentang harga, sejauh ini pihaknya masih menggunakan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.600 per kilogram. Mengingat sejauh ini belum ada keputusan terhadap rencana pemerintah untuk menaikkan HPP tersebut.
“Jadi, kami masih berpedoman pada instruksi presiden (inpres) sebelumnya. Kalaupun inpres baru akan diterbitkan yang rencananya akan naik 10 persen. Nanti akan dilakukan penyesuaian,” katanya.
Menurut dia, wacana pemerintah menaikkan HPP sekitar 10 persen itu dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Namun sejauh ini, hal itu masih dipertimbangkan pemerintah.
“Perubahan Inpres tentu akan sangat mempengaruhi kondisi pasar. Karena harga beras juga memberikan kontribusi besar terhadap inflasi,” katanya. (Pita AR)