Sestama Bakamla RI Laksda TNI Agus Setiadji, S.A.P., pada acara Talkshow Kompas TV, di Manado, Selasa (9/5).
Manado, Metropol – Sekretaris Utama (Sestama) Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) Laksamana Muda (Laksda TNI) Agus Setiadji, S.A.P., mengatakan, pelaksanaan kegiatan MSDE merupakan inisiatif Bakamla (Badan Keamanan Laut) dan Australian MBC (Maritime Border Command).
Kata dia, kegiatan ini telah dilakukan sejak tahun 2009 lalu dimana kedua instansi merasa perlu melakukan suatu kegiatan yg bersifat Internasional dan Regional dalam rangka meningkatkan pemahaman penerapan Hukum Laut Internasional di Kawasan.
“Kedua instansi merasa perlu untuk melaksanakan suatu kegiatan yang mengumpulkan seluruh aparat penegak hukum di kawasan dalam rangka bertukar pikiran dan pengalaman dalam hal penerapan praktik terbaik dalam rangka penegakan hukum di laut berdasarkan United Nation Convention on the Law of the Sea atau yg kita kenal dengan UNCLOS 1982,” ujar Agus Setiadji pada acara Talkshow Kompas TV di Manado, Selasa (9/5)
Lanjut Agus, Indonesia sangat berkepentingan terhadap hal ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di perlintasan benua dan samudera serta wilayah perairannya merupakan jalur pelayaran dagang dunia yang memiliki potensi kerawanan terhadap kejahatan di atau melalui laut.
Laksamana Bintang Dua itu juga mengatakan, setelah 7 kali pelaksanaan MSDE, Bakamla dan Australian Maritime Border Command melihat adanya peningkatan yang pesat dalam kepatuhan terhadap Hukum Laut Internasional.
“Selain itu, dengan pelaksanaan kegiatan ini, kerjasama antar penegak hukum di laut di kawasan kita ini telah meningkat,” ujarnya lagi.
Kata dia, secara khusus kerjasama Bakamla dengan Australian Maritime Border Command juga semakin erat terbukti dari banyaknya kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama seperti pelatihan-pelatihan personil, patroli terkoordinasi dan beberapa kegiatan lainnya yang dilakukan sejak tahun 2013 lalu.
Laksda Agus menyebutkan, MSDE di Manado diawali dengan pengenalan organisasi dari Bakamla, Pengenalan organisasi dari Australian Maritime Border Command yang dilanjutkan dengan Presentasi terkait “Pencegahan Peredaran Narkotika melalui laut di Jepang” dan presentasi dari BNN terkait dengan “Pencegahan Peredaran Narkotika di Indonesia”.
Jelas dia, presentasi tersebut merupakan pengantar dari pelatihan Hukum Laut yg dibawakan oleh Pakar Hukum laut dari Australian National Center for Ocean Resources and Security, Wollongong University di Australia yang mana akan diteruskan dengan Table Top Exercise terkait dengan penanganan isu kejahatan di laut.
“Pada kali ini diangkat isu tentang penyelundupan narkotika melalui laut. Para peserta juga akan di berikan kesempatan untuk melihat Latihan Bersama Penanganan Penyelundupan Narkotika yang akan dilakukan di Bitung pada hari Rabu tanggal 10,” terang Agus.
Dia juga menuturkan, ada beberapa negara yang akan berpartisipasi pada kesempatan kali ini. Negara-negara tetsebut adalah Australia, Bangladesh, Kamboja, Jepang, Papua New Guinea, Sri Lanka, Maladewa, Malaysia, Laos, Singapura, Filipina, Brunei Darrussalam, Thailand, Myanmar, Timor Leste dan Indonesia.
Laksamana Muda Agus Setiadji, S.A.P., menambahkan, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman kawasan terhadap pentingnya penerapan Hukum Laut Internasional dalam rangka pelaksanaan tugas penegakan hukum di laut.
“Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antar penegak hukum di kawasan,” pungkasnya.
(M. Daksan/Humas Bakamla RI)