Sidrap, Metropol – Utusan Pengurus Keluarga Bugis Sidrap, M. Saleh Mude dan Abidin Beddu didampingi Asri Rahman, seorang guru SMPN 2 Pangkajene Sidrap, diterima oleh Kapolres Sidrap AKBP M. Anggi Siregar di Kantornya, Selasa (16/6).
“Maaf berisik,” tutur Anggi saat menerima kami, (terdengar bunyi hentakan palu tukang batu yang bertubi-tubi dan nyaring dari luar dinding sebelah kanan ruangan kerja Kapolres). “Ada perbaikan dinding ruangan saya, mari masuk dan silahkan duduk,” lanjut Anggi mengajak kami ke ruangan rapat yang ada di depan ruang kerjanya. “Saya bertugas di sini (Sidrap) belum cukup sebulan,” kata Kapolres memulai pembicaraan.
“Saya berharap mendapat dukungan dan kesempatan dari tokoh-tokoh masyarakat Sidrap, seperti Irjen Pol. Dr. M. Said Saile agar bisa bekerja dengan baik disini, saya dikasih baju dan ini” sambil menunjuk lencana khusus bagi setiap pejabat setingkat Kapolres. Lebih jauh Anggi menjelaskan bahwa, Saya mulanya disini belajar sejarah, budaya dan karakter orang Sidrap. Saya menemukan filosofi Nene’ Mallomo, seorang pakar hukum yang ucapannya cukup terkenal: “hukum itu tidak beranak dan bercucu”. Ini mirip budaya asal saya, Labuang Batu, Sumatera Utara. Orang Sidrap itu mandiri dan pekerja keras, yang pekerjaan utamanya bercocok tanam padi. Kalau di kampung saya berkebun sawit.
AKBP M. Anggi Siregar lahir di Jakarta, 20 September 1975. Perwira lulusan Akademi Kepolisian Angkatan1998 itu memulai kariernya di Jawa Barat. Beberapa waktu kemudian, dia diangkat menjadi Wakapolres di Pematang Siantar di Sumatera Utara. Kemudian dia dimutasi ke Polda SulSel-Bar untuk menduduki jabatan Kasubdit Regident. Dan pada pertengahan Mei 2015 yang lalu, dia diangkat menjadi Kapolres Sidrap menggantikan AKBP Haris Sundjaya.
Lebih jauh Anggi mengungkapkan bahwa, “harapan masyarakat Sidrap terhadap peran kepolisian tergolong tinggi. Mereka mengharapkan kehadiran polisi bisa memberi rasa aman dan memberantas kriminal. Untuk itu, saya berharap masyarakat Sidrap tidak perlu takut pada polisi, jika merasa surat-surat kendaraannya lengkap saat mengendarai kendaraan bermotor. Semua orang yang bersalah atau penjahat, pasti takut jika bertemu dan perpapasan dengan polisi di jalan. Saya, setelah dilantik menjadi Kapolres, teringat kalimat senior saya Jenderal Pol (Purn) Chaeruddin Ismail yang berkata “Perwira itu berjiwa integritas, tidak perlu mencari piala citra.” Jumlah polisi di Sidrap 457 orang. Masih tergolong kurang, jika dibandingkan jumlah penduduk yang perlu dilayani. Tapi saya komit, maksimal akan memberi rasa aman terhadap masyarakat Sidrap. Saya masih terkesan dengan dukungan anda ketika kita bertemu pertama kalinya di Masjid Agung Pangkajene, Jumat, 29 Mei 2015 lalu, “tandas Kapolres.
Ketika ditanya apa program Kapolres menjelang Ramadhan. Anggi dengan sigap menjawab. “Saya telah membentuk Tim khusus tapi masih rahasia. Di sini tidak boleh ada hiburan malam. Kalaupun ada pasti ada jam buka tertentu. Berikutnya, tidak boleh ada bunyi petasan dan balapan liar. Masyarakat dimohon hati-hati jika mudik nanti di ujung Ramadan. Hati-hati di jalan dan pastikan rumah dan barang berharga Anda aman sebelum ditinggalkan,” tandasnya lagi..
Selain itu, Kapolres juga ikut memuji dan mendukung program Pesantren Kilat Bupati Sidrap H. Rusdi Masse yang kini sudah memasuki Angkatan Ketiga di Masjid Raya Rappang. Itu program bagus dan saya pernah ikut ketika bertugas di Medan. Pengaruhnya besar karena mengajak warga masuk masjid dan menjauhi kriminal.
Sebelum utusan Kebugis pamit, Kapolres dengan tegas memohon dukungan kepada Pengurus Besar Kebugis dan masyarakat Sidrap pada umumnya agar diberi waktu untuk memberantas tiga program utamanya yakni 3S. “Saya ini anti 3S, sabu, sabung ayam dan showbiz (telepon penipuan). Saya mau bekerja dan akan membentuk tim khusus untuk menangani hal itu. Jangan ada yang main-main dengan saya. Jangan goda polisi dengan uang,” tegas Kapolres Sidrap AKBP M. Anggi Seregar, menutup pembicaraan.
Kemudian kami bertiga berfoto dan bersalaman sebelum pamit.” Selamat Bertugas Pak Kapolres”.
(UL/SM)