
Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Machfud Arifin, bersama Kepala Sub Bagian Humas Polres se-Jawa Timur dan para penggiat dunia maya di Hotel Wyndham.
Surabaya, Metropol – Netizen atau para penggiat dunia maya dikumpulkan Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Machfud Arifin di Hotel Wyndham pada Rabu (15/11).
Acara tersebut dihadiri masyarakat dan para Kepala Sub Bagian Humas Polres se-Jawa Timur, elain itu hadir pula nara sumber dari Akademisi Unair Suko Widodo, Pemred JTV Imam Syafi’I, sedangkan Kapolda Jatim didampingi Kabid Humas Polda Jatim, Kombespol Frans Barung Mangera.
Acara yang bertemakan “Pertemuan Kapolda Jatim dengan Masyarakat Dunia Maya sebagai Potensi Pendukung Opini Positif Polda Jatim” merupakan sebuah kegiatan dalam membahas seputar masalah Pilkada 2018. Dengan merangkul netizen, diharapkan bisa menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif di Jawa Timur.
Disampaikan pula oleh orang No. 1 di Polda Jatim, bahwa pemahaman yang benar dalam menggunakan media sosial sangat penting dalam membangun Jatim yang kondusif. Dia mengibaratkan IT seperti pisau. Bisa digunakan untuk kebaikan maupun kejahatan. Karena itu, penggunaannya haruslah bijaksana. Sementara penggunaan IT yang positif bisa membuat dampak nyata yang kondusif.
“Jangan suka menjelekkan orang, adu domba dan lainnya. Kami merangkul netizen yang cinta damai dan berbuat baik dengan hati yang bersih,” katanya.
Terkait Pilkada 2018, Machfud memaparkan telah menyiapkan dua pertiga kekuatan. Juga masih ada tambahan kekuatan dari unsur TNI serta pemerintah daerah.
Untuk kondusivitas dunia maya, Polda telah menyiapkan tim khusus. “Kami punya pengawas tim cyber patrol. Unitnya sudah terbentuk. Mereka akan terus bergerak untuk menemukan pelanggaran agar segera ditindaklanjuti sesuai dengan undang-undang,” tandasnya.
Machfud juga membahas seputar keamanan jelang Natal dan tahun baru. Dalam hal ini, dia mengajak para netizen atau warganet untuk menjaga keamanan Jatim secara bersama-sama.
Dia berpesan jangan sampai media sosial digunakan untuk menyebarkan informasi tidak benar atau hoax. Misalnya membuat isu soal terorisme maupun ancaman bom. “Kami terus memantau dan berharap netizen bisa menggunakan IT untuk hal yang positif,” ucapnya.
“Mari para netizen hari ini untuk dapat menyebarkan perbuatan baik. Apalagi ada agenda penting jangka pendeknya. Ada Natal dan tahun baru 2018 jangan diisukan yang jelek,” imbuh Machfud.
(Yud/Rin)