
Lumajang, Metropol – AKBP Singgamata sebagai Kapolres Lumajang lama beserta istri dilepas dengan sebuah prosesi yang sakral dan prosesi pedang pora. Hal tersebut ternyata, membuat air mata para anggota berlinang saat melepas Kapolres itu, Sabtu (10/1). Kemudian dilakukan pemberian bunga dan cindera mata dari AKBP Aris Syahbudin beserta istri kepada AKBP Singgamata dan istri.
Dalam pelepasan itu, semua anggota jajaran Polres Lumajang berbaris rapi diatas karpet merah bersama anggota Bhayangkari. Dan proses itulah yang membuat anggota bersama Bhayangkari berlinang air mata.
“Pak Singgamata sosok Kapolres yang bisa dijadikan teladan, ibu Kapolres juga sama. Beliau mempunyai sikap yang sangat tegas terhadap para anggotanya, itu yang membuat kami disini merasa sangat kehilangan sekali,” jelas salah satu anggota.
Diatas karpet, AKBP Singgamata menjabat tangan semua anggotanya dengan tegar melangkah meninggalkan Mapolres beserta istrinya. Sejumlah anggota banyak yang mengucapkan banyak terima kasih telah memberikan perubahan di Polres Lumajang ini.
“Terima kasih komandan. Semoga sukses selama menjabat di Polresta Malang. Kami tidak akan melupakan apa yang sudah diperbuat demi Lumajang ini,” kata beberapa perwira tinggi.
AKBP Singgamata, SIK saat akan meninggalkan Mapolres Lumajang, dikejutkan dengan kedatangan sejumlah aktivis Mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Lumajang. Mereka datang khusus untuk memberikan sebuah piagam penghargaan kepada mantan Kapolres Lumajang itu.
“Kami berikan kepada Pak Singgamata sebuah kenang-kenangan berupa piagam penghargaan dari PMII, sebab kami menilai pada semasa beliau menjabat sebagai Kapolres Lumajang, dianggap sebagai seorang yang komunikatif dan sukses menjaga kondusifitas Lumajang,” ucap Muhammad Hariyadi, Ketua PC PMII Lumajang.
AKBP Singgamata, menurut PMII adalah seorang pemimpin yang tegas, komuniktif dan tidak pernah memberikan jarak, baik dengan warga dan mahasiswa. PMII juga menilai bahwa Singgamata sebagai seorang pendobrak mafia pasir di Lumajang.
Pada era kepemimpinannya, Singgamata telah menetapkan sejumlah tersangka kepada para pemilik tambang ilegal baik pasir galian B atau C. “Pak Singgamata Kapolres yang berani, dengan melakukan gebrakan dalam pemberantasan tambang pasir ilegal di Lumajang,” papar Arya panggilan akrabnya.
Selama dipimpin Singgamata juga relatif kondusif karena Kapolres langsung turun membuka komunikasi dengan semua elemen masyarakat. “Selama ini Lumajang kondusif karena pak Singgamata langsung turun melakukan komunikasi dengan berbagai elemen,” bebernya
Meskipun diakui oleh PMII, proses kepada kepada para tersangka tambang pasir ilegal belum final karena masih dalam penyidikan. Oleh sebab itu, PMII meminta kepada Kapolres AKBP Aries Syahbudin yang menggantikan AKBP Singgamata melanjutkan pemberantasan mafia pasir di Lumajang.
“Saya berharap kepada Kapolres yang baru serius berantas mafia pasir, perangi maling sapi dan begal yang meresahkan warga Lumajang,” jelasnya.
Sementara itu, AKBP Aries Syahbudin S.Ik usai mendapatkan paparan dari Kapolres lama menyatakan, akan melakukan evaluasi internal dan eksternal terlebih dahulu. Ia melihat Lumajang pasti memiliki tingkat kerawanan yang berbeda dengan daerah yang lainnya.
“Kita akan lakukan evaluasi terlebih dahulu, Lumajang yang memiliki gunung Semeru pasti tingkat kerawanannya pasti berbeda dengan daerah lain,” pungkas Aries kepada sejumlah wartawan. (Atiek/*)