
Ketua Umum, Indonesian Pilar Institute (IP Institute) Rauf (Kanan) Sekretaris Jenderal IP Institute Syafaruddin Thalib (Tengah) dan Dewan Pembina IP Institute, Thamrin Barubu. dalam press conference di Warkop Phoenam, Jalan KH Wahid Hasyim Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/8).
Jakarta, Metropol – Indonesian Pilar Institute (IP Institute) bertekad membebaskan penderitaan yang dialami oleh Endasari (70) salah seorang Janda veteran di Jeneponto.
Pasalnya, dengan keterbatasan fisik karena faktor usia, Endasari harus merawat tiga buah hatinya yang menderita sakit sejak berusia dewasa hingga hari ini.
Sekjen IP Institute Syafaruddin Thalib mengatakan, keprihatinanannya atas derita yang dialami oleh Endasari.
“Semestinya di usianya saat ini, ibu pejuang kita ini sudah menikmati masa tuanya, tetapi kenyataanya dia harus masih berjibaku dengan merawat tiga anaknya yang mengalami keterbelakangan fisik dan mental,” ujar Syafaruddin kepada sejumlah wartawan saat press conference di Warkop Phoenam, Jalan KH Wahid Hasyim Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/8).
Syafaruddin juga menyesalkan pemerintah Kabupaten Jeneponto yang hingga saat ini belum memberikan perhatiannya atas derita yang dialami oleh istri pejuang itu.
“Kemerdekaan ini kita rasakan oleh karena sumbangsih para pejuang yang salah satunya adalah suami ibu Enda (Endasari red), namun apa yang kami sakisikan ibu Enda belum menikmati kemerdekaan itu,” keluh Syafaruddin.
Lanjut Sekejen IP Institute, selama ini janda dari Sertu Bausat itu terus merawat ketiga anaknya seorang diri.
“Yang kami sayangkan adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto yang hingga hari ini belum ada kepedulian terhadap korban, minimal mencari tau saja, penyakit apa yang dialami oleh ketiga anak ibu Enda itu,” tuturnya.
Oleh karena itu Sekjen IP Institute menegaskan bahwa dalam momentum peringatan HUT Kemerdekaan RI yang ke 72 ini tidak ada lagi keluarga pahlawan khususnya para pejuang kemerdekaan yang terlupakan.
“Apalagi ditelantarkan seolah-olah negara diam terhadap apa yanh telah mereka perjuangkan untuk kemerdekaan negara yang kita cintai ini,” imbuhnya.
IP Institute juga menggugah hati dan perasaan semua warga negara Indonesia untuk peduli terhadap penderitaan Endasari seorang janda veteran RI.
“Sudah sepatutnya Pemerintah baik Pusat maupun daerah memberikan kehidupan yang layak bagi Ibu Endah,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, IP Institute melalui pernyataan sikapnya berharap agar Pemerintah Pusat harus turun tangan langsung menyikapi kehidupan Endasari dan ketiga anaknya.
“Kementerian Sosial segera melakukan tindakan di lapangan dan membentuk Tim Khusus karena ini menyangkut kesenjangan sosial yang dialami ibu Enda,” harapnya.
Selain itu, IP Institute juga berharap Kementerian Kesehatan segera memfasilitasi terkait medis untuk merawat dan mengobati ketiga putra-putri Endasari.
“Membangunkan tempat tinggalbyang layak untuk ibu Enda dan putra-putrinya karena tempat tinggal mereka jauh dari layak,” terangnya.
IP Institute berharap agar kinerja Pemerintah Daerah setempat dievaluasi, khususnya Bupati Jeneponto dan Instansi terkait karena tidak peka terhadap keluarga pejuang kemerdekaan.
Untuk diketahui Endasari adalah istri dari almarhum Bausat seorang veteran yang memiliki pangkat terakhir Sersan Satu.
Almarhum Sertu Bausat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Bulukumba. Ketiga anak almarhum Sertu Bausat dan Endasari yakni Cahyani Utami, Kabri Jafar dan Sumiati hingga kini masih menderita sakit sehingga Endasari harus merawat sendiri ketiga anaknya.
Bahkan salah satu anak pejuang ini yakni Kabri Jafar harus melewati hari-harinya dengan kaki terpasung.
(Imr)