Enrekang, Metropol – Ha r i j a d i K a b u p a t e n Enrekang ke-55 yang jatuh pada tanggal 19 Februari 2015 di laksanakan di lapangan Abubakar Lambogo secara besar-besaran. Acara yang dihadiri oleh orang nomor satu provinsi Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo. Masyarakat menduga HUT Kabupaten Enrekang kali ini pasti mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, menghadirkan artis ibu kota Helmi Yahya, Ayu Ashari, Resa Herlambang dan seorang penyanyi KDI 2. Meskipun sebagian masyarakat menikmati hiburan yang disuguhkan oleh para artis ibukota, namun beberapa kalangan dan para akitivis LSM memberi penilaian sebaliknya. Butiran kekecewaan saat ini mulai nampak diwajah masyarakat M a s s e n r e m p u l u dan bahkan mulai m e n u m b u h k a n kegelisahan atas sosok kepemimpinan Bupati Enrekang. Pertayaanpun datang silih berganti dari masyarakat, kalangan b awah ak a n k a h kehidupan rakyat mi s k in mamp u bergeser menjadi lebih baik dibawah kepemimpinannya?, B a h k a n s a l a h seorang petani wanita d a r i K e c a m a t a n Ba r o k o Fatma h mengatakan, dirinya khawatir me lihat peningkatan kesejahteraan rakyat kecil yang berjalan pelan bagaikan siput. Seharusnya para pengambil kebijakan di Bumi Massenrempulu melakukan perencanaan matang sebelum melakukan tindakan, pameran yang digelar diselah-selah peringatan HUT, dinilai oleh Fatma hanyalah sebuah pemborosan, karena pasti mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, sementara pengujungnya sepi. Karena lapangan becek diguyur hujan deras. Para pengunjung datang hanya ingin menyaksikan hiburan ditribun, bukan datang menyaksikan pameran,” kata sarjana sastra jebolan UMI ini.
Kekhawatiran itu adalah hal yang wajar dan biasa, apalagi setelah refleksi setahun kepemimpinan Bupati yang waktu itu di nilai gagal total. Masyarakat memilih Drs. H. Muslimin Bando sebagai Bupati kurang lebih setahun yang lalu, karena mencintai sosok yang waktu itu di nilainya sangat sederhana dan merakyat. Namun seiring berjalannya waktu kondisi itu berubah, adalah hal yang wajar. Namanya saja manusia biasa tempatnya lupa, pangkat dan kedudukan bisa saja membuat orang lupa akan tujuan perjuangan yang sebenarnya,” kata Andi Wati salah seorang aktivis perempuan yang katanya sekeluarga juga memilih Muslimin Bando.
Kepala Kantor Ketahanan Pangan Ir. Ahmad Fajar Muhiddin, M,si. Disela kesibukannya menyampaikan, “saya harus tahu alasan mengapa sebagian kalangan menilai seperti itu, bahkan saya selalu distand untuk menunggu para pengeritik pemerintah itu datang, tapi tidak ada yang datang,” kata Fajar.
F a j a r m e m b a n t a h k e r a s kalau pameran itu dianggap sebuah pemborosan, buktinya kantor ketahanan pangan hanya mengeluarkan anggaran Rp.3.500.000, tapi sosialisasinya menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Enrekang, dampak positif kemasyarakat jauh lebih besar daripada anggaran yang dikeluarkan,” jelas Kepala KKP ini.
Terlepas dari tanggapan positif dan negative, saat ini sang Bupati harus focus mewujudkan visi, misi yang akan menghantar masyarakat ke Gerbang EMAS (Enrekang maju Aman sejahtera). (Sry YN).