FSBDSI sul;tra

Kendari, Metropol – Puluhan warga tidak mampu di Kabupaten Konawe Utara (Konut) hari Selasa (27/10) berbondong-bondong untuk membuka rekening di Bank BRI Cabang Asera. Mereka melakukan hal tersebut karena tergoda dengan adanya janji dari Federasi Serikat Buruh Demokrasi Seluruh Indonesia (FSBDSI) yang menjanjikan dana sebesar Rp. 15 juta per bulan.

Hal itu disampaikan oleh salah seorang warga Konut yang tidak mau disebut namanya kepada Metropol (27/10) melalui sambungan selulernya. “Mereka ini kan tergoda dengan janji uang 15 juta, yang akan ddibayarkan tanggal 5 bulan November,” katanya.

Dikatakannya pula sebelumnya sejumlah masyarakat miskin di Konut telah didaftar oleh FSBDSI wilayah Sultra tersebut dengan menyetor dana sebesar Rp.100.000,- hingga Rp.200.000. Warga sangat antusias menerima program itu karena konon merupakan program dari UNWHF (United Nation World Human Facility) yang memfasilitasi warga miskin di Indonesia.

Baca Juga:  Wakil Bupati Bone Silaturahmi di Kantor Wilayah Jenderal Imigrasi Sulawesi Selatan

Masih kata sumber tersebut bahkan ada sejumlah warga miskin yang rela berutang demi membayar uang pendaftaran maupun menyetor dana awal pembukaan rekening bank. Dirinya pun heran dengan program yang menjanjikan warga dengan dana sebesar itu yang sayartnya hanya menyetor Foto copy Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Dia mensinyalir kalau program tersebut adalah “akal-akalan” menghimpun dana dari masyarakat miskin. “Saya hanya heran kenapa aparat keamanan tidak melakukan tindakan preventif dari pembodohan ini,” katanya lagi.

Sementara itu sebelumnya Metropol pernah menelusuri eksistensi organisasi tersebut di Sultra beberapa waktu lalu, Ramlan (34) pimpinan FSBDSI Sultra bersikukuh bahwa organisasinya tidak melakukan kegiatan ilegal. “Kami tidak pernah menyampaikan anggota kami untuk melakukan pungutan uang diatas seratus ribu, bahkan kalau warga miskin kita bebaskan,” ujarnya saat itu.

Baca Juga:  Terkait Pemeriksaan Insfektorat Rencananya di Desa Kerta Mendadak Dibatalkan Dialihkan ke Kecamatan, Ini Tanggapan Insfektorat Lebak

Namun anehnya Ketua organisasi tersebut tidak dapat menterjemahkan profil organisasinya tersebut, karena tertulis dalam bahasa asing, yakni Bahasa Prancis dan Bahasa Inggris. Meskipun organisasinya mendapat sorotan, namun dia tetap menjalankan aktifitasnya. (MP2-Sultra).

KOMENTAR
Share berita ini :