Wartawan Juga Pilar Pertahanan Bangsa

Komandan Batalyon 725/Woroagi Letkol Inf. Jamet Nijo, S.Sos., Coffe Morning bersama Insan Pers di Mako Yonif 725/Woroagi, Boro-Boro, Sabtu (14/10).

Kendari, Metropol – Komandan Batalyon 725/Woroagi Letkol Inf. Jamet Nijo, S.Sos., mengatakan, dalam menghadapi era perang proxy saat ini, semua elemen bangsa harus menyatukan persepsi bahwa kepentingan bangsa dan negara harus berada diatas kepentingan yang lain.

Hal tersebut dimaksudkan agar benih-benih perpecahan, disintegrasi sedapat mungkin dieliminir demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Lanjut Jamet, Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang melimpah merupakan rahmat sekaligus ancaman bagi eksisnya bangsa ini.

“Kita bangga dengan kekayaan kita, namun di sisi lain telah membuat bangsa lain iri dan ingin menguasai kekayaan kita itu,” ujar Letkol Jamet Nijo pada acara Coffe Morning bersama Insan Pers di Mako Yonif 725/Woroagi, Boro-Boro, Sabtu (14/10).

Kata Danyonif 725/Wrg, upaya bangsa asing untuk menghancurkan bangsa Indonesia juga telah mengalami perkembangan dari upaya konvensional ke arah yang lebih modern dan sulit terdeteksi.

Letkol Jamet Nijo menerangkan upaya-upaya penguasaan tersebut dilakukan secara terselubung melalui berbagai macam rekayasa, baik secara ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan.

Baca Juga:  Pangkoopsud II Serahkan Penghargaan Kepada Satuan Terbaik dan Personil Berprestasi

“Rekayasa asing untuk menguasai bangsa kita itu dalam era ini dikenal dengan proxy war,” terang perwira menengah dua melati tersebut.

Lebih jauh dia menerangkan bahwa dalam perang proxy, pelemahan terhadap elemen bangsa dilakukan secara terukur dan sistematis sehingga elemen bangsa tersebut tidak berdaya

menghadapi persaingan global.

“Contohnya generasi kita disusupi dengan narkoba dengan harapan generasi muda kita bodoh dan berperilaku hedonis sehingga kedepannya kita akan kehilangan generasi penerus yang memiliki komitmen terhadap tegaknya NKRI,” terangnya.

Oleh karenanya Danyonif berharap pers dapat memainkan peran dan fungsinya sebagai lembaga yang mengedukasi warga agar sadar akan adanya ancaman tersebut.

Dia juga berharap pers senantiasa menyampaikan informasi yang dapat menggugah ataupun membangkitkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air serta menghindari penyebarluasan informasi yang bersifat hoax dan provokatif yang dapat memicu rusaknya nilai-nilai persatuan dan toleransi sesama anak bangsa.

Jamet menambahkan, jika pers dapat menjalankan peran sesuai dengan amanat undang-undang, maka bangsa asing akan tetap memandang Indonesia sebagai negara yang memiliki sistem pertahanan yang baik.

Baca Juga:  Panglima TNI Hadiri Sidang Perdana Dewan Pertahanan Nasional

“Negara kita menganut sistem pertahanan rakyat semesta sehingga jika pers dapat menjalankan fungsi dengan baik maka semua elemen bangsa akan menjadi komponen dari pertahanan itu,” jelas Jamet Nijo.

Sementara itu, Kepala Penerangan Korem 143/HO, Mayor inf. Azwar Dinata, S.H., mengatakan kemitraan yang telah terjalin antara Pers dan Insan TNI di Sultra teruslah dipertahankan.

Azwar mengakui, sebagai salah satu pilar demokrasi, pers memiliki peran yang sangat strategis di tengah masyarakat.

Kata dia, untuk mewujudkan kemanggulan TNI-Rakyat yang kuat, pers harus hadir menyampaikan informasi-informasi yang sehat, menginspirasi dan mencerdaskan.

Kata dia, peningkatan sinergitas pers dengan TNI adalah keniscayaan sehingga kehadiran TNI benar-benar dirasakan manfaatnya oleh seluruh rakyat Indonesia.

“Tuhan maha tahu tetapi manusia harus diberi tahu,” ujar Azwar menirukan pernyataan Kasad Jenderal TNI Mulyono.

Mayor Azwar menambahkan, sebagaimana komitmen komando atas, pihaknya selalu membuka diri dengan pers selama informasi yang dibutuhkan oleh pers adalah informasi yang tidak dikecualikan.

(M. Daksan)

KOMENTAR
Share berita ini :